hujan

selalu ingin berbagi dengan anda semua

Senin, 13 Agustus 2012

KEIKHLASAN CINTA YANG TAK TERBACA


Keikhlasan cinta yang tak terbaca

Karya: Andini Zahra Adystia

Pernikahan adalah awal dari sebuah kehidupan baru bagi setiap pasangan, begitu juga denganku. Hari ini cintaku telah dibingkai dengan bingkai yang halal yaitu pernikahan. Tepat setelah suamiku Amin selesai mengucapkan ijab qobul. Senyuman yang selalu membuatku terpesona terukir dibibirnya.

Seminggu setelah pernikahan semua terlihat baik - baik saja, tapi aku merasakan sesuatu yang kurang dalam hubungan ini, hal yang selalu di impikan seorang wanita sepertiku. Aku ingin mengalahkan semua kisah cinta romantis didunia, sebisa mungkin ku berusaha untuk dapat mendengar kata cinta dari suamiku, hingga ku rasa semua percuma.

Pagi ini seperti biasa ku menyiapkan sarapan untuknya, ku mulai membuka percakapan dengan menanyakan " bagaimana tidur mu malam ini?" dan jawabannya selalu sama, "Alhamdulillah Allah menjagaku! " . " lalu bagaimana dengan harimu kemarin?  " ku tanyakan itu, tentu karna ku selalu tertidur menuggunya diruang tamu. Dan dia hanya membangunkanku sekedar menyuruhku pindah kekamar, lalu dia kekamar mandi untuk membersihkan diri dan menyusulku tidur. Setiap hari selalu  seperti itu. "Alhamdulillah kemarin semua berjalan dengan semestinya" jawabnya singkat sambil melanjutkan makan dan setelah itu berangkat kekantor tak ketinggalan eepad yang selalu dibawanya kemana - mana.

Suamiku Amin seseorang yang bekerja disebuah perusahaan ekspor impor, hari harinya dihabiskan dengan bekerja, bahkan saat hari libur dia tetap disibukkan dengan pekerjaannya didepan layar eepadnya diruang kerja yang bersebelahan dengan kamar kami. Aku sangat cemburu dengan semua itu, mungkin ku wanita yang tak waras atau bagaimana? entahlah!, Aku ingin menjadi eepad mu yang selalu kau temani dan kau sentuh,.

Malam ini sengaja ku tak menunggunya, aku masih merasa sangat jengkel,aku juga tak menyiapkan makan malam. Karna ku yakin seperti biasa dia akan pulang terlambat dan sudah makan diluar. Ternyata dugaanku benar.

Keesokannya saat kami sarapan tak seperti biasa kali ini suamiku membuka percakapan lebih dulu, " semalam kau tak menugguku, itu bagus! Karna itu lebih baik! ". Belum sempat ku tanyakan sebabnya, suamiku telah mengatakannya dengan singkat dan cukup jelas. Aku hanya melihatnya tanpa senyum dan melanjutkan makan, tapi dalam hatiku, aku merasa kecewa, dia tak menanyakan mengapa aku tak menunggunya
kali ini aku semakin merasa cemburu, suamiku harus pergi keluar kota untuk waktu seminggu yang akan terasa setahun bagiku, ya Rabb..... apalagi ini??? sebulan berumah tangga mengapa sudah ditinggal kerja keluar kota??? . Rasa jengkelku menggebu - gebu, terasa berat jika ku harus tersenyum dihadapannya.

"istriku.... lebih baik kau pulang kerumah orang tuamu, saat aku berada diBandung besok!" kata suamiku sembari mengeluarkan beberapa pakaiannya dari dalam lemari. "iya... tapi mungkin sehari setelah kau pergi saja. Aku masih harus membereskan rumah!" jawabku sambil melipat bajunya yang akan dimasukkan kedalam koper kecil. "iya... terserah kau saja. Aku hanya mengusulkan bukan memerintahkan!". sahutnya singkat. 

malam cepat berlalu.... kini saatnya suamiku pergi. Ada apa dengan ku??? suamiku pergi untuk bekerja bukan pergi meninggalkan aku... tapi aku sangat gelisah. pikiranku campur aduk. untuk mengusir rasa gelisahku, ku berinisiatif membersihkan rumah. ku mulai dengan mencuci perabotan dapur lalu mencuci baju, stelah itu membersihkan semua kaca jendela dilanjut dengan mengepel, tak lupa ku tata kamarku serapi mungkin. dan saat ku membereskan ruang kerja suamiku, ku melihat eepad-nya. dengan cepat ku raih HP ku dan mengirim sms:" sayang... eepad mu tertinggal?!? ma'af tadi tak mengingatkanmu!". aku hanya sekedar mengirim sms karena aku takut mengganggunya. 2 jam kemudian HPku berdering tanda sms masuk:" Tidak apa - apa, aku bisa memakai komputer disini". 

Ku perhatikan setiap sudut ruang kerjanya, aku terpaku memandang eepad yang terpajang manis diatas meja kerja suamiku. mulai muncul rasa penasaran dalam benakku. Aku membukanya perlahan, ku tekan tombol power dengan sabar ku menunggu eepad menyala dengan sempurna. tak ada kata sandi membuatku lebih mudah melihat semua folder yang ada didalamnya.

Ada folder yang membuatku semakin penasaran, tertulis kata "Cerita Hatiku" dengan cepat ku arahkan krusor pada icon file tersebut. satu persatu ku buka dokumen yang ada didalamnya. ku lihat foto pernikahan kami dan ku baca curahan hatinya.

tertulis: 12 - 12 - 2012

ucapan syukur dan rasa gembira yang bekobar dalam hati hanya dapatku simpulkan dengan sebuah senyuman untukmu Aini....
sungguh, semua terasa seperti mimpi... kini kau halal bagiku.
ku berjanji dalam hati akan selalu menjagamu. Kebahagiaanku memilikimu tak dapat disamakan dengan apapun. Kau bidadariku Aini.

20 - 12 - 12

Hari ini perasaan khawatir terus menyelimutiku. Apakah Aini baik - baik saja dirumah? Semoga dia tak menungguku lagi. Aku akan terus merasa berdosa karena membiarkannya menugguku. Senyum dan sura lembut itu selalu membuatku terdiam, Lagi - lagi karna ucapan bahagia dan syukurku pada Mu ya Rabb yang berkobar dalam hati tak mampu ku perlihatkan padamu Aini.


Ku telusuri satu demi satu kalimat yang tertulis, tak ku sadari air mata membasahi pipiku. Aku sangat menyesal dengan rasa ketidak puasanku terhadapnya. Hingga tepat tertulis: 29 - 12 - 12

Aini tak menungguku. Aku merasa lega tapi...... Kemana senyummu sayang???
Hari ini aku kehilangan senyumanmu wahai bidadariku.
Terasa berat, meninggalkanmu sendiri disini besok. Terlebih aku sadar aku pasti telah membuat kesalahan hingga kau enggan tersenyum.
Andai kau tahu aku siap mati untukmu.
 Aku bekerja agar kau hidup lebih layak dari pada saat sekarang.
Aku memikirkan masa depan hidup kita terlebih disaat tuhan memberi kita amanah seorang anak.
Dengarkanlah ceritaku tentang mu...
Aku manusia yang jauh dari kata sempurna
Aku ikhlas menyayangimu. Bagiku cukup diriku dan tuhan yang tahu.
Apakah kau lupa?? Dengan janjiku??
Aku telah berjanji menyayangimu lahir dan batinku
Aku telah berjanji mendampingimu lahir dan batinku

Mengapa?????
Keikhlasan cintaku tak terbaca olehmu .....????
Wahai.. bidadariku…..!


Aku menangis menjadi - jadi, aku merasa berdosa. Betapa bodohnya aku tak mensyukuri memiliki suami berhati malaikat sepertinya... Sungguh keegoisanku dapat membuatnya terluka. Aku harus bisa memahami sikap pendiamnya yang jauh dari kata romantic. Aku mulai memperluas sudut pandangku, dan meyakinkan hatiku, Amin adalah suamiku, cintanya hanyalah untukku karna aku adalah istrinya. Mengingat dia selalu mengkhawatirkanku, aku langsung bergegas pulang kerumah orang tuaku. Dan segera ku memberi kabar padanya jika aku baik - baik saja dirumah.

Hari berlalu dengan cepat. Suamiku memberitahuku dia baru saja meninggalkan Bandung, akupun pulang kerumah dan segera memasak masakan kesukaannya, setelah semua selesai Aku menunggunya diruang tamu. Beberapa kali ku lihat jam dinding yang berputar sangat lambat, tak sabar ku ingin bertemu dengannya dan melepas rinduku.

" Assalammualaikum....!"  terdengar suara malaikatku mengucap salam. Aku berlari kecil sembari menjawab salamnya. Aku terdiam sejenak didepannya dan langsung memeluknya dengan rasa bersalah ku tumpahkan semua air mataku. " Ada apa? Apa yang terjadi?" tanya nya dengan membalas pelukanku, terlihat dia mulai khawatir. " maafkan aku.... Maafkan aku suamiku... Aku tak dapat membaca Keikhlasan cintamu.. Aku terkalahkan dengan ke egoisanku menginginkan sikap yang romantis darimu." ku berkata sebisanya sambil menangis." kau membaca tulisanku?" tanyanya singkat. " maafkan aku..." sahutku dan masih memeluknya. " aku mencintaimu sayang... Mana mungkin aku bisa marah kepadamu sampai ku tak memaafkanmu?" jawabnya dan lebih erat memelukku. Jawaban yang membuatku semakin yakin kalau dia adalah malaikat yang dikirim tuhan untukku.

Setelah itu, kami berdua makan bersama. Dan saat selesai makan, suamiku mengeluarkan kotak warna merah,dan diserahkan padaku. " semoga kau suka...!  " katanya singkat. Akupun membukanya. Ternyata sebuah kalung dengan liontin berinisial A . Aku tersenyum, dan Dia mendekatiku, " maaf hanya ini yang bisa ku beri." katanya lirih sambil mencium keningku. Hatiku tak dapat berbohong dan mataku menitikkan air mata. Rasa bersalah dan bersyukur bercampur menjadi satu.


6 komentar:

  1. aku suka,.,.
    karya qm bagus,.
    semoga tambah okeeyy ,.,
    semanggaaattt
    cemUuungUUut oye oye,.,????
    hidup itu penuh warna katamu,.,
    buatlah warna dalam tulisanmu,.,namun bukan berarty harus diwarnai semau"gue" bs berantakan hasilnya,.> trus gmn? di mix match biar sinar kehidupan (lady)tampak dr pancaran tulisan yg mencerminkan imajinasimu bahkan kenyataanmu,.

    BalasHapus
    Balasan
    1. ok2... biz nie q jg pgn bwt crita yg pnuh pro n kontra

      Hapus
  2. :)senyumb guyys,.
    be succces puull,

    BalasHapus

blogwalking..