hujan

selalu ingin berbagi dengan anda semua

Kamis, 28 Agustus 2014

FREAK IN PARIS

FREAK IN PARIS :D

Selalu ada hal gokil alias amazing ketika aku dan sahabatku putri tinggal untuk beberapa waktu di PARIS.

Dari awal kita daftar tempat tinggal hingga daftar ke lembaga pendidikan disana. Dan ada ribuan RAHASIA bahkan RENCANA yang telah kami utarakan untuk dibaratkan atau bahkan ditimurkan  .. (ding dong ??? hahhaaha)

PARIS adalah tempat dimana aku dan putri bersama lagi setelah kami terpisah oleh kesibukan masing -  masing untuk menempuh pendidikan SMP SMA dan Universitas, kami terpisah  selama 7 tahun. Kami bersahabat dan bersama saat duduk dibangku sekolah dasar di Surabaya. Rumah kami lumayan dekat namun bila belum saatnya bertemu ya kita tak mungkin dapat bertemu, Untuk itu aku berterimakasih kepada TUHAN yang telah menggariskan ku mengukir sebuah kisah bersama PUTRI  lagi. 

Meskipun telah terpisah lama, jujur.... aku gag ada kata canggung. Bahkan aku sempat sangat khawatir padanya saat dia gag balik - balik ke CAMP (seperti kos2 an bernuansa Asrama) . dan nomer HP nya tidak aktif,  namun saat putri sampai di camp dia menjelaskan bahwasannya HP nya aktif terus, Oo Oo Oo... mungkin karna aku belum beli sinyal. ( hahhahha).

Ku mulai dari saat pertama mendaftar di lembaga pendidikan non formal, saat itu aku, putri dan maya (Sahabat ku SD yang sudah duluan tinggal di PARIS) dibikin salting (Salah Tingkah) , sampe’ - sampe’ si putri ini ngisi form dengan status “Sudah menikah” OMG..... hahhaaha. Setelah ke FREAK an yang pertama itu dilanjut ke FREAK an yang ke dua. Yuuppzz... Saat kami makan bakso lagi - lagi si putri ini buat tingkah yang bikin Bengong ( Baca: antara ketawa dan takut) yaaa putri numpahin 1 mangkuk penuh sambal yang ada dimeja makan. Penjual nya ce gag marah (Mungkin belum tahu) tapi kita ngerasa begini dan begitu.. hahahhaha

Terus, waktu milih tempat tinggal aku pilih yang hemat gitu dah.. karna memang ku meminimalkan pengeluaran, tapi ternyata tetap gag bisa . tahu kenapa???? .... disana sakitku kambuh lagi, jadi aku harus kerumah sakit dan cek darah. Dan itu memakan biaya yang lumayan banget untuk kantong mahasiswi seperti saya. Dan so sweet nyaaaaaaaa... si putri dengan sabar merawatku, karena kesabarannya menandingi mamaku , telat minum obat beberapa menit aja aku udah di omelin.... jadi akupun sembuh (Horeeee!!!) .

Putri ini anaknya rajin, hampir tiap malam waktunya semua orang tidur, dia sibuk menghafalkan vocab dengan suara keras, hingga aku hanya mampu memejamkan mata dan tertawa didalam hati, karena kan kalau orang hafalan kadang banyak salahnya ya?! Hehehehe.

Yang lebih gokilnya (menurutku), kita pergi ke pusat kota dengan sepeda motor tanpa memakai helm dan jaket tebal, padahal cuaca disana berangin dan dingin. Banyak hal ce yang kita lakukan, tapi segitu sajalah yng ku ceritakan. FREAK IN PARIS terkenang selamanya.

»»  To Be Continue...

Jumat, 04 Juli 2014

Ikhlas Disetiap Waktu


Ketika ikhlas adalah keterpaksaan yang berulang - ulang. maka kita akan bisa ikhlas bila dikecewakan dengan alasan yang sama, atau orang yang sama, atau oleh makhluk yang sama?.

ketika ikhlas adalah sikap berpura - pura.

maka kita bisa tersenyum bahagia dibalik luka.

ketika ikhlas adalah saat kita bilang "iya gag apa - apa"

maka kita bisa melatih diri untuk tidak berharap.



setiap manusia yang hidup didunia ini, akan tahu bagaimana rasa kecewa.

akan tahu bagaimana rasa di cinta, dan rasa mengikhlaskan....

namun, terkadang manusia itu saling menyakiti, karena ke ego an yang tinggi,

terkadang juga manusia itu menyakiti dirinya sendiri,

karena manusia berharap kepada sesuatu yang jelas menjadi tempat kesalahan dan lupa.



ketika kita akan marah, sebenarnya otak kita berteriak...

"marah lah untuk berdiskusi, bukan mencaci"

ketika kita ingin disanjung, sebenarnya hati kita berteriak..."Semua milik-Nya"



by : cakombes
»»  To Be Continue...

Kau Mendua



Aku pernah mendengar seseorang berkata, “bila kekasihku meninggalkanku... maka aku akan bunuh diri.. karena aku cinta mati padanya, aku tak ingin dia pergi”



kekonyolan apalagi ini?, semudah itu kah kita akan mengakhiri hidup? Dan apakah benar bunuh diri adalah simbol cinta yang luar biasa?

Kekuatan cinta memang luarbiasa.... namun, ingatlah... “janganlah kau mencintai sesuatu itu secara berlebihan... dan jangan pula kau membencinya secara berlebihan” . karena kenapa?? Karna bisa jadi hal yg kita cinta tidak baik untuk kita.... karna bisa jadi hal yg kita benci itulah yg terbaik untuk kita...



Bila seseorang mengingat... bagaimana perjuangan seorang ibu , memperkenalkan dunia kepada anaknya.... bagaimana perjuangan seorang ayah, mempertahankan kehidupan untuk anaknya.. dan bagaimana Tuhan... jelas mengatakan adanya Surga dan Neraka...



Apakah mereka masih dengan mudah berkata “bunuh diri”? tidak kah kita malu kepada Tuhan? seharusnya kita lebih mencintai Dia yang menciptakan dia yang kita cintai. bukankah ini berati kau sedang menduakan Tuhan? Tujuan hidup yang sebenarnya adalah untuk BERSUJUD kedapaNYa... Bukan untuk menegosiasi nyawa.

by: cakombes
»»  To Be Continue...

Manusia Tak Ada Yang Sempurna

By: cakombes



Manusia memang tak ada yang sempurna... namun setidaknya manusia selalu berusaha untuk menjadi yang sempurna...

Sempurna kejujurannya Sempurna tanggung jawabnya Sempurna bacaan Al-qurannya Sempurna sopan santunnya Sempurna sholat 5 waktunya



Untuk menjadi sempurna dalam ketampanan... dan juga kekayaan adalah hal yang bisa didapatkan setelah kesempurnaan dasar iman telah terwujud. Apapun hal dunia yang kita dapatkan tak kan terasa nikmat tanpa agama yang kuat. bagaimana bisa?

Karena..... kita akan selalu merasa takut uang kita habis kita akan selalu merasa takut mobil kita lecet kita akan selalu merasa takut perhiasan kita hilang kita akan selalu merasa takut orang yang kita sayang pergi meninggalkan kita dimana letak nikmatnya???? tidak ada... hanya ada rasa takut , takut dan takut. namun bila... ketika kita tak memiliki apa – apa.. kita akan berjalan mengikuti aliran waktu tanpa takut tersandung atau terjatuh... tak seperti mereka yang memiliki 1000 jadwal meeting atau 1000 keping emas yang harus berfikir keras menjaga hartanya karena merasa semua itu miliknya... hasil jerih payahnya bukan karena semua itu adalah amanah dari yang maha kuasa.



kita memang harus berusaha..... kita memang boleh memiliki ambisi... tapi ingatlah semua yang kita dapatkan tak lepas dari izinNya... kita memang harus menjaga amanahNya.... tapi ingatlah untuk saling berbagi... kita memang selalu memiliki rasa takut kehilangan.... Kenapa seperti itu??? Karena kita rapuh.... kita tidak mau sesuatu yang membuat kita bahagia itu tiada. karena kita lupa... bahwa tuhan Berhak mengambilnya kapan saja dari kita. karena kita tak sadar.... menggantungkan diri kepada selain tuhan itu menyakitkan.



Sungguh... bila kita percaya adanya tuhan... bila kita percaya adanya anugrah.. bila kita percaya tiap ayat dalam kitabNya... kita akan mendapatkan kebahagiaan sejati. kebahagiaan yang menyiapkan 1000 bahkan jutaan senyuman untuk setiap keadaan


by: cakombes
»»  To Be Continue...

Mewujdkan Kata Cinta

Berbicara adalah hal yang mudah karena untuk bicara cukuplah lidah tanpa tulang yang bergerak. cukup bibir yang membantu tuk melafalkannya...

Namun.....

Tindakan tanpa ucapan pun terkadang akan salah pengertian..Maka berbicara dan bertindak harus berjalan beriringan...keduanya harus seimbang.sama hal nya seperti saat kita mengatakan " aku mencintaimu" ada sebagian orang yang menilai mengatakan hal itu sangatlah mudah... dan sisanya mengatakan hal itu sangatlah sulit.kedua pendapat itu tak ada yang salah... namun lebih sulitnya lagi adalah "konsistenkah kita dengan kata yang telah kita ucapkan..??? "

konsisten.... untuk selamanya...bersedia menerima sebuah perubahan...bersiap menerima banyak ujian...dan berjuang untuk sebuah cinta.pembuktian setiap kata - kata yang terucap memanglah penting.

memproses dan mengolahnya harus dilewati dengan tindakan - tindakan yang tepat.dan hasilnya itulah yang disebut pembuktian .


by : cakombes

»»  To Be Continue...

Kamis, 19 Juni 2014

Munafiknya Diriku


By: Cakombes

Munafiknya Diriku...

Aku yang mengaku islam dan iman..
namun tetap tunduk oleh nafsu.

Aku yang tak pernah meninggalkan sholat.
namun tetap menjalankan maksiat.

Munafiknya Diriku...

Aku yang menyerukan kebaikan..
Namun tetap melakukan keburukan...

Aku yang memakai hijab...
Namun hatiku tak berhijab.

Munafiknya Diriku.....

Pagi hari ku lupa tuhanku,
Yang maha melihat dan mengetahui.

Malam hari ku tersedu – sedu,
Memohon ampunan pada Tuhanku.

Munafiknya Diriku...

Menginginkan kebaikan...
Di tengah lembah hitam.

Dosa yang ku buat seperti matematika.
Ingin masuk surga kelakuan ahli neraka

Munafiknya Diriku...
Ingin bertaubat...
Namun diam ditempat.

»»  To Be Continue...

Selasa, 17 Juni 2014

Ku Campurkan Dosa kedalam Cinta




By: Cakombes

Ku campurkan dosa kedalam cinta. Begitulah kurang lebihnya yang sedang ku rasakan....

Ke inginanku membangun sebuah rumah tangga yang sakinah, adalah sebuah kemuliaan dimata tuhan, namun proses untuk menuju itu adalah perjalanan yang sulit. Setiap detik aku bahagia memandanginya sedetik setelah itu juga aku merasa berdosa. Akan ku samakan diriku dengan seseorang yang sedang berpuasa, dan ingin segera berbuka. Ya seperti itulah aku, aku belum pernah merasakan cinta, dan ketika itu datang ku ingin cinta yang terbingkai dalam kehalalan. Bukan seperti seseorang yang tak berpuasa, yang lebih banyak memakan makanan ringan hingga menunda – nunda untuk memakan makanan utama (Pernikahan).

Namun, ada banyak faktor yang membuat keinginanku tak cepat terealisasikan. Ya faktor karena aku dan dia sebaya, aku dan dia sedang kuliah, aku dan dia belum punya penghasilan tetap, aku dan dia mungkin masih belum cukup dewasa saat menyikapi sebuah masalah. Ya tetapi kami saling mencinta. Lalu apakah hal – hal itu PANTAS untuk menunda sebuah PERNIKAHAN???? .  Ataukah aku yang terlalu sempit mengartikan sebuah pernikahan, hingga semudah itu aku menginginkannya diusia muda?.

Sekarang aku mencintainya dan dia juga mencintaiku, aku tidak ingin kehilangannya, namun aku juga tidak ingin dia masuk kedalam jurang dosa. Baginya aku lebih mengerti tentang bagaimana beragama itu... Disisi lain aku juga manusia biasa yang penuh dengan nafsu.  Entahlah, apa yang terjadi padaku. Aku mencintainya sehingga ku ingin selalu ada didekatnya, ATAU aku bernafsu padanya sehingga kuingin selalu ada didekatnya? .

Gejolak – gejolak dalam hati semakin besar. Ada suara yang tegas berbisik padaku. Ini adalah sebuah kesalahan, ini seharusnya tak kamu lakukan.Dia belum halal untukmu.  Dan aku menjawabnya, aku mencintainya, aku selalu ingin bersamanya dan dialah yang akan menikah denganku. Lalu aku harus bagaimana?. Percakapan singkat berakhir begitu saja hingga ku menambahi dengan doa.....
“Tuhan izinkan aku secepatnya menikah dengannya. Sungguh aku masih ingin mencapai ridhoMu. Tuhan... aku tak kan mampu berjalan dengan rasa bersalah. Tuhan... aku juga tak ingin menyakiti hatinya dengan memaksanya menikahiku, atau memilih jauh darinya sebelum semuanya halal”

keadaan yang sangat sulit. Atau aku sendiri yang mempersulit keadaan?
 Apakah aku tetap mencintainya seperti ini? Bersama istighfar ku setiap hari ?
sungguh aku merasa sedang membuat hidangan yang kucampurkan racun dan penawar didalamnya. Tanpa ku ketahui manakah yang lebih besar kadarnya?? Racun atau penawar?

»»  To Be Continue...

Kamis, 10 April 2014

Fiqih Ibadah Bab Sholat Jenazah


SHOLAT JENAZAH
MAKALAH
Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah
Fiqih Ibadah
Dosen Pembimbing :
Al Qudus NES, Lc. MH.I

 

Oleh :
Andini Zahra Adystia             (D71213080)


JURUSAN PENDIDIKAN ISLAM
POGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN AMPEL
SURABAYA
2014


BAB I
PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang
   Salah satu kajian fiqih yang paling sering dipraktekkan ditengah-tengah masyarakat adalah kajian  masalah shalat jenazah, kita memandang dari aspek teori shalat jenazah merupakan salah satu masalah ibadah yang amat gampang jika dibayangkan bahkan kita menyepelekan masalah tersebut. Namun jika kita melihat dari aspek praktek masih banyak kesalahan- kesalahan yang dilakukan dimasyarakat dalam masalah pengurusan jenazah. Karena teori dengan praktek dilapangan sangatlah berbeda, apalagi saat menjalani pratek kita harus mempersiapkan segala macam, dari segi peralatan dan mental kita. Untuk itu dalam makalah ini mengangkat sebuah tema yang berkaitan dengan menyolatkan jenazah dengan tujuan sebagai pandangan bagaimana seharusnya menyolatkan jenazah dengan baik dan benar. Kemudian dalam makalah ini juga membahas bagaimanaapa pengertian shalat jenazah itu sendiri, keutamaan-keutamaan dalam shalat jenazah, hukum sholat jenazah berdasarkan menurut hadist, syarat-syarat menyolatkan jenazah, rukun-rukun yang benar dalam melaksanakan sholat jenazah, dan yang terakhir ialah bagaimana hukumnya menyolatkan orang yang matinya syahid diperbolehkan ataukah tidak. Tujuan penyusunan makalah tersebut adalah untuk memberikan wawasan kepada masyarakat khususnya bagi mahasiswa  tentunya dalam  masalah cara menyolatkan jenazah , sehingga dapat meminimalisir kesalahan dan ketidak tahuan dalam masalah menyolatkan jenazah.[1]


B.     Rumusan Masalah
1.      Apa itu sholat jenazah?
2.      Apa saja rukun sholat jenazah?
3.      Bagaimana tata cara sholat jenazah?

C.    Tujuan Pembahasan
1.      Untuk mengetahui pengertian sholat jenazah
2.      Untuk mengetahui rukun sholat jenazah
3.      Untuk mengetahui tata cara sholat jenazah


















BAB II
PEMBAHASAN
A.    Sholat Jenazah

            Shalat jenazah merupakan salah satu praktik ibadah shalat yang dilakukan umat Muslim jika ada Muslim lainnya yang meninggal dunia. Hukum melakukan shalat jenazah ini adalah fardhu kifayah. Artinya apabila sebagian kaum muslimin telah melaksanakan pengurusan jenazah orang muslim yang meninggal dunia, maka didak ada lagi kewajiban kaum muslim yang lainnya untuk melaksanakan pengurusan jenazah tersebut.[2]
B.     Rukun Sholat Jenazah
1.      Niat
Allah SWT berfirman,
“ Padahal mereka tidak disuruh kecuali supaya menyembah Allah dengan memurnikan ketaatan kepada-Nya dalam (menjalankan) agama yang lurus dan supaya mereka mendirikan shalat dan menunaikan zakat; dan yang demikian Itulah agama yang lurus.”(Al-Bayyinah:5).
Niat letaknya ada dalam hati, karenanya melafalkan niat disyariatkan. Jadi tidak diharuskan membaca bacaan shalat jenazah.
2.      Berdiri bagi yang mampu
Dalam pandangan mayoritas ulama, berdiri merupakan bagian dari rukun shalat jenazah. Maka, jika ada yang melakukan shalat jenazah dalam keadaan duduk maka shalatnya tidak sah, karena ia tidak memenuhi salah satu dari rukun shalat, yaitu berdiri. Pendapat ini sesuai dengan pandangan Abu Hanifah, Syafi’i dan Abu Tsaur. Dan dalam hal ini, tidak ditemukannya adanya perbedaan pendapat.
Pada saat berdiri hendaknya tangan kanan menggenggam tangan kiri. Ada juga yang mengatakan tidak perlu. Tetapi sebagian besar lebih banyak menerima pendapat yang pertama.
3.      Takbir sebanyak empat kali.
Imam Bukhari dan Muslim meriwayatkan sebuah Hadist yang bersumber dari Jabir ra, bahwasanya Rasulullah SAW melakukan shalat jenazah raja Najasyi dengan empat takbir. Tirmizi berkata, shalat dengan 4 takbir merupakan amalan yang dilakukan para sahabat dan yang lain dengan melihat Rasulullah melakukan shalat jenazah dengan takbir empat kali. Pendapat ini dikemukakan oleh Syafan, Malik, Ibnu Mubarak, Syafi’I, Ahmad dan Ishak.
Mengangkat dua tangan saat takbir
Mengankat dua tangan saat shalat jenazah kecuali hanya pada takbir pertama.Karenanya, takbir diberlakukan hanya pada saat takbiratul ihram, kecuali jika berpindah dari rukun satu ke rukun lain sebagaimana yang berlaku dalam shalat selain shalat jenazah. Sementara untuk shalat jenazah tidak dikenal takbiratul intiqal (takbir yang menandakan perpindahan antara satu rukun dengan rukun yang lain).
4.      Membaca Al-Fatihah
Tidaklah sah jika shalat jenazah tidak membaca surat Al-Fatihah (menurut ahli hadist).
5.      Membaca shalawat atas Rasulullah SAW
Imam syafi’i berkata, sebagaimana yang tercantum dalam musnadnya, dari Abu memberitahukan kepadanya bahwa yang disunahkan dalam melaksanakan shalat jenazah adalah hendaknya imam takbir, lalu diiringi dengan membaca al-Fatihah setelah takbir yang pertama. Setelah itu membaca shalawat kepada Rasulullah saw. Dan membaca doa untuk jenazah pada takbir selanjutnya yang disertai dengan keikhlasan.
6.      Doa kepada jenazah
Membaca doa setelah shalat jenazah itu merupakan rukunnya.Dari HR.Muslim berkata, Rasulullah bersabda :
 “ Ya Allah, ampunilah (dosanya), sayangilah dia, maafkanlah (kesalahannya), muliakan tempatnya, luaskan jalan masuknya, mandikan ia dengan air dan embun, bersihkan dirinya dari segala kesalahan sebagaimana baju putih yang telah dibersihkan dari segala kotoran, gantilah rumahnya dengan rumah yang lebih baik dan gantilah keluarganya dengan keluarga yang lebih baik dan gantilah pasangannya dengan pasangan yang lebih baik, juga selamatkan dari fitnah kubur dan siksa neraka.”
7.      Membaca doa setelah takbir keempat
Meskipun sudah membaca setelah takbir ketiga, berdoa setelah takbir keempat juga dianjurkan. Hal ini berdasarkan pada hadits yang diriwayatkan Imam dari Abdullah bin Aufa.Imam syafi’i berkata, setelah takbir keempat, hendaknya orang yang shalat membaca doa,
“ Ya Allah, jangalah Engkau halangi (tutupi) kami dari mendaptkan ganjarannya, janganlah Engkau beri kami fitnah sepeninggalnya, dan ampunilah kami dan dia”(Riwayat Hakim).
Ibnu Abu Hurairah berkata, orang-orang masa dulu setelah takbir keempat sering kali membaca.
 “ Dan di antara mereka ada orang yang bendoa: “Ya Tuhan kami, berilah kami kebaikan di dunia dan kebaikan di akhirat dan peliharalah kami dari siksa neraka”  inilah doa yang sebaik-baiknya bagi seorang muslim.”(Al- Baqarah;201).
8.      Salam
Ibnu Mas’ud berkata, salam dalam shalat jenazah sama halnya dengan salam dalam shalat yang lain. Adapun lafal salam yang paling sederhana adalah “as-Salamualaikum Warahmatullahhiwabara’katuh.”[3]

C.    Tata Cara Sholat Jenazah
(secara umum berlaku untuk belahan bumi sebelah timur ka’bah, termasuk indonesia)
1.      Mayit diletakkan dia arah kiblat, membujur ke utara.
2.      Imam berdiri diarah kepala (jika mayit laki – laki) dan arah dad (jika mayit perempuan)
3.      Makmum membuat barisan/saf, jumlah saf 3 baris jika pesertanya kurang. Bila pesertaa banyak, boleh tidak ganjil. Jarak saf bisa rapt, karena tidak pelu rukuk dan sujud.[4]
4.       Bacaan Niat:
 Bacaan niat shalat jenazah untuk mayit laki-laki:
 "Ushallii alaa hadzal mayyiti arba’a takbiiraatin fardhal kifaayati ma’muuman lillaahi ta’alaa"
 Bacaan niat shalat jenazah untuk mayit perempuan:
"Ushallii alaa haadzihil mayyiti arba’a takbiiraatin fardhal kifaayati ma’muuman lillaahi ta’aalaa"
 Artinya:
 Aku niat shalat atas mayit ini empat takbir fardhu kifayah karena Allah.
 Setelah membaca niat ,
5.       Takbir Pertama
 Setelah takbiratul ihram, yakni setelah mengucapkan “Allahu akbar” sambil meletakan tangan kanan di atas tangan kiri di atas perut (sidekap), tanpa do’a iftitah kemudian langsung membaca Al-Fatihah.
6.       Takbir Kedua
 Setelah takbir kedua, lalu membaca shalawat, kemudian takbir
 "Allahumma shalli ‘alaa Muhammad"
 Artinya:
 “Ya Allah, berilah shalawat atas Nabi Muhammad".
 Lebih sempurna lagi jika membaca shalawat sebagai berikut:
Allahumma shalli ‘alaa Muhammadin wa’alaa aali Muhammadin. Kamaa shallaita ‘alaa Ibrahim wa ‘allaa aali Ibrahim. Wa baarik ‘alaa Muhammadin wa ‘alaa aalii Muhammad. Kamaa baarakta ‘alaa Ibrahim wa ‘alaa aali Ibrahim fil-‘aalamiina innaka hamiidummajid.
 Artinya:
 “Ya Allah, berilah shalawat atas Nabi Muhammad dan atas keluarganya, sebagaimana Tuhan pernah memberi rahmat kepada Nabi Ibrahim dan keluarganya. Dan limpahkanlah berkah atas Nabi Muhammad dan para keluarganya, sebagaimana Tuhan pernah memberikan berkah kepada Nabi Ibrahim dan para keluarganya. DI seluruh ala mini Tuhanlah yang terpuji Yang Maha Mulia.”
7.       Takbir Ketiga
 Setelah takbir yang ketiga, kemudian membaca doa:
 Allahummaghfir lahuu warhamhu wa’aafihii wa’fu’anhu.
 Artinya:
 “Ya Allah, ampunilah dia, berilah rahmat dab sejahtera, maafkanlah dia.”
 Lebih sempurna lagi jika membaca doa:
"Allahummaghfir lahu (lahaa) warhamhu (haa) wa’aafihii (haa) wa’fu ‘anhu (haa) wa akrim nuzulahu (haa) wawassa’madkhalahu (haa) waghsilhu (haa) bil-maa’I watstsalji wal-baradi wanaqqihi (haa) minal-khathaayaa kamaa yu-naqqatats-tsaubul-abyadhu minad-danasi waabdilhu (haa) daaran khairan min daarihi (haa) wa ahlan khairan min ahlihi (haa) wa zaujan khairan min zaujihi (haa) wa adkhilhul jannata wa a’iduhu min ‘adabil qabri wa ‘adabin nar"
 Artinya:
 “Ya Allah, ampunilah dia, dan kasihanilah dia, sejahterakan ia dan ampunilah dosa dan kesalahannya, hormatilah kedatangannya, dan luaskanlah tempat tinggalnya, bersihkanlah ia dengan air, salju dan embun. Bersihkanlah ia dari segala dosa sebagaimana kain putih yang bersih dari segala kotoran, dan gantikanlah baginya rumah yang lebih baik dari rumahnya yang dahulu, dan gantikanlah baginya ahli keluarga yang lebih baik daripada ahli keluarganya yang dahulu, dan peliharalah ia dari siksa kubur dan azab api neraka.” (HR. Muslim)

 Keterangan:
 Jika mayit perempuan kata lahu menjadi lahaa.
 Jika mayit anak-anak doanya adalah:
"Allahummaj’alhu faratan li abawaihi wa salafan wa dzukhro
wa’idhotaw wa’tibaaraw wa syafii’an wa tsaqqil bihii mawaa ziinahuma
wa-afri-ghish-shabra ‘alaa quluu bihimaa wa laa taf-tin-humaa ba’dahu
wa laa tahrim humaa ajrahu"
 Artinya:
 “Ya Allah, jadikanlah ia sebagai simpanan pendahuluan bagi ayah bundanya dan sebagai titipan, kebajikan yang didahulukan, dan menjadi pengajaran ibarat serta syafa’at bagi orangtuanya. Dan beratkanlah timbangan ibu-bapaknya karenanya, serta berilah kesabaran dalam hati kedua ibu bapaknya. Dan janganlah menjadikan fitnah bagi ayah bundanya sepeninggalnya, dan janganlah Tuhan menghalangi pahala kepada dua orang tuanya.”
8.       Takbir Keempat
 Selesai takbir keempat, lalu membaca:
"Allahumma laa tahrimnaa ajrahu wa laa taftinnaa ba’dahu waghfir lanaa wa lahu"
 Artinya:
 “Ya Allah, janganlah kiranya pahalanya tidak sampai kepada kami (janganlah Engkau meluputkan kami akan pahalanya), dan janganlah Engkau member kami fitnah sepeninggalnya, dan ampunilah kami dan dia.”
9.      . Kemudian salam membaca:
"As-sallamu ‘alaikum warahmatullahi wa barakaatuh"
 Artinya: "Keselamatan dan rahmat Allah semoga tetap pada kamu sekalian."[5]
BAB III
KESIMPULAN
Shalat jenazah merupakan salah satu praktik ibadah shalat yang dilakukan umat Muslim jika ada Muslim lainnya yang meninggal dunia. Hukum melakukan shalat jenazah ini adalah fardhu kifayah. Artinya apabila sebagian kaum muslimin telah melaksanakan pengurusan jenazah orang muslim yang meninggal dunia, maka didak ada lagi kewajiban kaum muslim yang lainnya untuk melaksanakan pengurusan jenazah tersebut.
Dalam pandangan mayoritas ulama, berdiri merupakan bagian dari rukun shalat jenazah. Maka, jika ada yang melakukan shalat jenazah dalam keadaan duduk maka shalatnya tidak sah, karena ia tidak memenuhi salah satu dari rukun shalat, dan shalat dengan 4 takbir merupakan amalan yang dilakukan para sahabat dan yang lain dengan melihat Rasulullah melakukan shalat jenazah dengan takbir empat kali.


[1] Artikel diakses pada 15 Maret 2014 melalui http://blog.umy.ac.id/herlinda/2011/11/14/makalah-sholat-jenazah/

[2] Drs. Musthafa kamal pasha, Fiqih islam sesuai dengan putusan majelis tarjih, h. 94
[3] http://blog.umy.ac.id/herlinda/2011/11/14/makalah-sholat-jenazah/
[4] Abu Imamil Huda, Panduan Praktis Perawatan dan Sholat Jenazah, h.91
[5] Artikel ini diakses pada 15 Maret 2014 melalui http://wahyu-ec-11.blogspot.com/2013/05/sholat-jenazah-pengertian-tata-cara.html



»»  To Be Continue...

Selasa, 18 Maret 2014

HADIST AKHLAK ( Penelitian Hadist yang Berkaitan dengan Doa Makan)


penelitian by: andini, vivi, rochim (UINSA)

BAB I
PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang  
Islam adalah agama yang mengatur segala aspek kehidupan manusia, mulai dari perkara-perkara yang sederhana dan mendasar seperti makan, minum hingga perkara-perkara yang rumit dan kompleks seperti persoalan politik dan kenegaraan. Salah satu bentuk aturan Islam di dalam aspek kehidupan adalah dianjurkannya berdoa sebagai pengiring setiap perbuatan manusia, apakah sebelum atau sedudahnya. Dalam hal ini termasuk makan, maka tidak salah jika kaum muslimin berusaha menghidupkan ajaran agama ini dan  mengajarkan anak-anak mereka untuk berdo'a sebelum makan. Sebuah doa yang terbaik adalah do’a yang ma’tsur, yakni doa yang berasal dari hadis sahih Rasulullah SAW. oleh karena itu, kami meneliti doa makan yang selama ini beredar diajarkan dan diamalkan di lembaga pendidikan seperti sekolah dan TPA, dan dibiasakan diamalkan di rumah-rumah kaum muslimin. 

B.     Rumusan Masalah
Dari latar belakang di atas, maka rumusan masalahnya adalah sebagai berikut :
1.      Bagimana status kesahihan hadis doa sebelum makan yang selama ini diamalkan?
2.      Bagaimana doa makan yang sesuai tuntunan Rasulullah SAW?

C.    Tujuan Pembahasan
Adapun tujuan pembahasan adalah :
1.      Mengetahui derajat hadis tentang doa makan yang selama ini diamalkan.
2.      Mengetahui doa makan yang sesuai tuntunan Rasulullah SAW.




BAB II
PEMBAHASAN

A.    Redaksi Hadis dan terjemahnya

وَحَدَّثَنِى عَنْ مَالِكٍ، عَنْ هِشَامِ بْنِ عُرْوَةَ، عَنْ أَبِيهِ أَنَّهُ كَانَ لاَ يُؤْتَى أَبَداً بِطَعَامٍ أَوْ شَرَابٍ، حَتَّى الدَّوَاءُ، فَيَطْعَمَهُ أَوْ يَشْرَبَهُ حَتَّى يَقُولَ: الْحَمْدُ للهِ الَّذِي هَدَانَا وَأَطْعَمَنَا وَسَقَانَا وَنَعَّمَنَا. اللهُ أَكْبَرُ. اللَّهُمَّ أَلْفَتْنَا نِعْمَتُكَ بِكُلِّ شَرٍّ فَأَصْبَحْنَا مِنْهَا وَأَمْسَيْنَا بِكُلِّ خَيْرٍ. نَسْأَلُكَ تَمَامَهَا وَشُكْرَهَا. لاَ خَيْرَ إِلاَّ خَيْرُكَ. وَلاَ إِلَهَ غَيْرُكَ. إِلَهَ الصَّالِحِينَ. وَرَبَّ الْعَالَمِينَ. الْحَمْدُ للهِ. وَلاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ. مَا شَاءَ اللهُ، وَلاَ قُوَّةَ إِلاَّ بِاللهِ. اللَّهُمَّ بَارِكْ لَنَا فِيمَا رَزَقْتَنَا وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ. (موطأ مالك - الجزء ٥ - الصفحة ٣)
Dan telah menyampaikan padaku dari Malik dari Hisyam bin ‘Urwah dari ayahnya (‘Urwah, bin siapa...), bahwasanya dia pernah lama (apa maksudnya) tidak diberi makan dan minum (karena sakit), maka setelah ia (mendapatkan obatnya), dia memakannya dan meminumnya seraya berdo’a “segala puji untuk Allah yang telah memberi petunjuk kepada kami, memberi minum kepada kami, dan memberikan nikmat kepada kami. Allah Maha Besar. Ya Allah, nikmatmu telah merubah keadaan buruk kami menjadi baik, kami memohon kesempurnaannya dan (kepandaaian) dalam mensyukurinya. Tiada kebaikan kecuali itu adalah kebaikan-Mu. Tiada Tuhan selain Engkau, Tuhan bagi orang-orang yang soleh, dan Tuhan semesta Alam. Segala puji bagi Allah, dan tiada Tuhan selain Allah. (semua bergantung kepada) apa yang Allah kehendaki. Dan tiada kekuatan kecuali dengan (ridho) Allah. Ya Allah, berikahlah keberkahan kepada kami di dalam rejeki yang telah Engkau berikan kepada kami, dan lindungilah kami dari api neraka. (dari kitab Muwaththo’ Imam Malik, juz 5 halaman 3)

حَدَّثَنَا عَبْدُ اللَّهِ، حَدَّثَنِي الْعَبَّاسُ بْنُ الْوَلِيدِ النَّرْسِيُّ، حَدَّثَنَا عَبْدُ الْوَاحِدِ بْنُ زِيَادٍ، حَدَّثَنَا سَعِيدٌ الْجُرَيْرِيُّ، عَنْ أَبِي الْوَرْدِ، عَنِ ابْنِ أَعْبُدَ، قَالَ: قَالَ لِي عَلِيُّ بْنُ أَبِي طَالِبٍ: «يَا ابْنَ أَعْبُدَ هَلْ تَدْرِي مَا حَقُّ الطَّعَامِ؟» قَالَ: قُلْتُ: وَمَا حَقُّهُ يَا ابْنَ أَبِي طَالِبٍ؟ قَالَ: «تَقُولُ بِسْمِ اللَّهِ اللَّهُمَّ بَارِكْ لَنَا فِيمَا رَزَقْتَنَا» ، قَالَ: وَتَدْرِي مَا شُكْرُهُ إِذَا فَرَغْتَ؟ قَالَ: قُلْتُ: وَمَا شُكْرُهُ؟ قَالَ: «تَقُولُ الْحَمْدُ لِلَّهِ الَّذِي أَطْعَمَنَا وَسَقَانَا (مسند أحمد - الجزء ١ - الصفحة ١٥٣)
Telah menyampaikan kepada kami ‘Abdullah, telah menyampaikan padaku ‘Abbas bin Walid An-Narsi, telah menyampaikan pada kami Abdul Wahid bin Ziyad, telah menyampaikan pada kami Sa’id Al-Jurairi dari Abi Al-Wardi (jika menterjemah jangan pakai Abi, tapi Abu) dari Ibnu A’bud, dia berkata : Ali bin Abi Thalib telah berkata kepadaku “Wahai Ibnu A’bud, tahukah kamu apa hak makanan?” dia (Ibnu A’bud) berkata : aku berkata “apa haknya wahai ibnu Abi Thalib?” dia (Ali bin Abi Thalib) berkata “hendaknya Engkau berdo’a “(saya mulai) dengan menyebut nama Allah. Ya Allah, berikahlah keberkahan kepada kami di dalam rejeki yang telah Engkau berikan kepada kami. Dia (Ali bin Abi Thalib) berkata (lagi) “Dan tahukah kamu bagaimana mensyukurinya jika kau telah selesai (memakannya)?” dia (Ibnu A’bud) berkata : aku berkata “dan bagaimana cara mensyukurinya?” dia (Ali bin Abi Thalib) berkata “hendaknya Engkau berdo’a “Segala puji bagi Allah yang telah memberi kami makan dan minum”. (dari kitab Musnad Imam Ahmad, juz 1 halaman 153)


B.     Kosa kata
1)
Obat / ramuan penyembuh . adalah bentuk plural dari kata......, yang fungsinya.....
الدَّوَاءُ
2)
Memalingkan / merubah keadaan (jika ada penambahan naa.....
أَلْفَتْنَا ( أَلْفَتَ  يُلْفِتُ )
3)
Kesempurnaannya, atau kesembuhan total dari penyakit yang dialaminya sebelumnya, tamm
تَمَامَهَا
4)
Kepandaian/kesadaran dalam mensyukuri
وَشُكْرَهَا
5)
Hak makanan, atau kewajiban sebelum mulai makan.
حَقُّ الطَّعَامِ
6)
Memberi kami nikmat, berupa makanan.
أَطْعَمَنَا
7)
Memberi kami nikmat, berupa minuman.
وَسَقَانَا

C.    Analisa perawi[1]
a)        Malik
Nama lengkapnya adalah Ahmad bin Nasr bin Malik bin Haitsam bin ‘auf bin Wahb bin ‘Umairah bin Hajr bin ‘Amir al-Khaza’ie. Wafat tahun 231 Hijriyah. Termasuk generasi yang mengambil hadis dari para tabi’in.
Komentar para ulama’: menurut Ibnu Hajar adalah tsiqoh.
b)        Hisyam
Nama lengkapnya adalah Hisyam bin ‘Urwah bin Zubair bin al-‘Awwam al-Qarsyi al-Asadi. Wafat tahun 146 Hijriyah. Termasuk generasi terakhir dari tabi’ien.
Komentar ulama': menurut Ibnu Hajar adalah tsiqoh dan faqih.
c)        ‘Urwah
Nama lengkapnya adalah ‘Urwah bin Zubair al-‘Awwam bin Khowailid. Wafat tahun 94 Hijriyah. Termasuk generasi pertengahan tabi’ien. komentarulama': menurut Ibnu Hajar adalah tsiqoh. 
d)       ‘Abdullah
Nama lengkapnya adalah Ahmad bin Ibrahim bin Katsir bin Zaid bin Aflah bin Mansur bin Muzahim al-‘Abdi. Termasuk generasi yang mengambil hadis dari para tabi’ien. Wafat tahun 246 Hijriyah. komentar ulama: menurut Ibnu Hajar adalah tsiqoh dan hafidz.
e)        Al-‘Abbas bin al-Walid an-Narsi
Nama lengkapnya adalah Al-‘Abbas bin al-Walid bin nasor an-Narsi. Termasuk generasi yang mengambil hadis dari para tabi’ien. Wafat tahun 238 Hijriyah. komentar ulama': menurut Ibnu Hajar adalah tsiqoh.
f)         Abdul Wahid
Nama lengkapnya adalah Abdul Wahid bin Ziyad al-‘Abdi. Termasuk generasi pertengahan tabi’ien. Wafat tahun 176 Hijriyah. komentar ulama': menurut Ibnu Hajar adalah tsiqoh.
g)        Sa’id al-Jurairi
Nama lengkapnya adalah Sa’id bin Ibas al-Jurairi. Termasuk generasi terakhir dari tabi’ien. Wafat tahun 144 Hijriyah. komentar ulama': menurut Ibnu Hajar adalah tsiqoh.
h)        Abu al-Wardi
Nama aslinya adalah Warid Ats-Tsaqafi. Termasuk generasi pertengahan tabi’ien. komentar ulama': menurut Ibnu Hajar adalah tsiqoh.
i)          Ibnu A’bud
Nama aslinya adalah Ali bin A’bud. Termasuk generasi pertengahan tabi’ien. Komentar ulama': menurut Ibnu Hajar adalah majhul (tidak diketahui).

D.    Analisa matan (pencantuman hadis)
a)        Dari kitab “Musnad Ibnu Abi Syaibah” juz 5 halaman 139 :
حَدَّثَنَا أَبُو بَكْرٍ قَالَ: حَدَّثَنَا أَبُو أُسَامَةَ، عَنْ هِشَامٍ قَالَ: كَانَ أَبِي لَا يُؤْتَى بِطَعَامٍ وَلَا شَرَابٍ حَتَّى الشَّرْبَةَ مِنَ الدَّوَاءِ فَيَطْعَمُهُ أَوْ يَشْرَبُهُ حَتَّى يَقُولَ: «الْحَمْدُ لِلَّهِ الَّذِي هَدَانَا وَأَطْعَمَنَا وَسَقَانَا وَنَعَّمَنَا، وَاللَّهُ أَكْبَرُ، اللَّهُمَّ أَلْفَتْنَا نِعْمَتُكَ بِكُلِّ شَرٍّ، وَأَصْبَحْنَا وَأَمْسَيْنَا مِنْهَا بِكُلِّ خَيْرٍ، نَسْأَلُكَ تَمَامَهَا وَشُكْرَهَا، لَا خَيْرَ إِلَّا خَيْرُكَ، وَلَا إِلَهَ غَيْرُكَ، إِلَهَ الصَّالِحِينَ وَرَبَّ الْعَالَمِينَ، الْحَمْدُ لِلَّهِ رَبِّ الْعَالَمِينَ، لَا إِلَهَ إِلَّا اللَّهُ، مَا شَاءَ اللَّهُ، لَا قُوَّةَ إِلَّا بِاللَّهِ، اللَّهُمَّ بَارِكْ لَنَا فِيمَا رَزَقْتَنَا وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ»
b)        Dari kitab “Sunan Abu Dawud” juz 3 halaman 339 :
حَدَّثَنَا مُسَدَّدٌ، حَدَّثَنَا حَمَّادٌ يَعْنِي ابْنَ زَيْدٍ، ح وحَدَّثَنَا مُوسَى بْنُ إِسْمَاعِيلَ، حَدَّثَنَا حَمَّادٌ يَعْنِي ابْنَ سَلَمَةَ، عَنْ عَلِيِّ بْنِ زَيْدٍ، عَنْ عُمَرَ بْنِ حَرْمَلَةَ، عَنِ ابْنِ عَبَّاسٍ، قَالَ: كُنْتُ فِي بَيْتِ مَيْمُونَةَ فَدَخَلَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَمَعَهُ خَالِدُ بْنُ الْوَلِيدِ فَجَاءُوا بِضَبَّيْنِ مَشْوِيَّيْنِ عَلَى ثُمَامَتَيْنِ، فَتَبَزَّقَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَقَالَ خَالِدٌ: إِخَالُكَ تَقْذُرُهُ يَا رَسُولَ اللَّهِ، قَالَ «أَجَلْ» ثُمَّ أُتِيَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ بِلَبَنٍ فَشَرِبَ، فَقَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ "إِذَا أَكَلَ أَحَدُكُمْ طَعَامًا فَلْيَقُلْ: اللَّهُمَّ بَارِكْ لَنَا فِيهِ، وَأَطْعِمْنَا خَيْرًا مِنْهُ، وَإِذَا سُقِيَ لَبَنًا فَلْيَقُلْ: اللَّهُمَّ بَارِكْ لَنَا فِيهِ، وَزِدْنَا مِنْهُ، فَإِنَّهُ لَيْسَ شَيْءٌ يُجْزِئُ مِنَ الطَّعَامِ وَالشَّرَابِ إِلَّا اللَّبَنُ" قَالَ أَبُو دَاوُدَ: «هَذَا لَفْظُ مُسَدَّدٍ»
c)        Dari kitab “Sunan Turmidzi” juz 5 halaman 506 :
حَدَّثَنَا أَحْمَدُ بْنُ مَنِيعٍ قَالَ: حَدَّثَنَا إِسْمَاعِيلُ بْنُ إِبْرَاهِيمَ قَالَ: حَدَّثَنَا عَلِيُّ بْنُ زَيْدٍ، عَنْ عُمَرَ وَهُوَ ابْنُ أَبِي حَرْمَلَةَ، عَنْ ابْنِ عَبَّاسٍ، قَالَ: دَخَلْتُ مَعَ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَنَا وَخَالِدُ بْنُ الوَلِيدِ عَلَى مَيْمُونَةَ فَجَاءَتْنَا بِإِنَاءٍ مِنْ لَبَنٍ فَشَرِبَ رَسُولُ اللَّهِ وَأَنَا عَلَى يَمِينِهِ وَخَالِدٌ عَلَى شِمَالِهِ، فَقَالَ لِي: «الشَّرْبَةُ لَكَ، فَإِنْ شِئْتَ آثَرْتَ بِهَا خَالِدًا» ، فَقُلْتُ: مَا كُنْتُ أُوثِرُ عَلَى سُؤْرِكَ أَحَدًا، ثُمَّ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: "مَنْ أَطْعَمَهُ اللَّهُ الطَّعَامَ فَلْيَقُلْ: اللَّهُمَّ بَارِكْ لَنَا فِيهِ وَأَطْعِمْنَا خَيْرًا مِنْهُ، وَمَنْ سَقَاهُ اللَّهُ لَبَنًا فَلْيَقُلْ: اللَّهُمَّ بَارِكْ لَنَا فِيهِ وَزِدْنَا مِنْهُ".
d)       Dari kitab “Sunan Ibnu Majah” juz 2 halaman 1103 :
حَدَّثَنَا هِشَامُ بْنُ عَمَّارٍ قَالَ: حَدَّثَنَا إِسْمَاعِيلُ بْنُ عَيَّاشٍ قَالَ: حَدَّثَنَا ابْنُ جُرَيْجٍ، عَنِ ابْنِ شِهَابٍ، عَنْ عُبَيْدِ اللَّهِ بْنِ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ عُتْبَةَ، عَنِ ابْنِ عَبَّاسٍ، قَالَ: قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: «مَنْ أَطْعَمَهُ اللَّهُ طَعَامًا، فَلْيَقُلِ اللَّهُمَّ بَارِكْ لَنَا فِيهِ، وَارْزُقْنَا خَيْرًا مِنْهُ، وَمَنْ سَقَاهُ اللَّهُ لَبَنًا، فَلْيَقُلِ اللَّهُمَّ بَارِكْ لَنَا فِيهِ، وَزِدْنَا مِنْهُ، فَإِنِّي لَا أَعْلَمُ مَا يُجْزِئُ مِنَ الطَّعَامِ وَالشَّرَابِ، إِلَّا اللَّبَنُ»
e)        Dari kitab “Musnad Ahmad” juz 4 halaman 344 :
حَدَّثَنَا مُحَمَّدُ بْنُ جَعْفَرٍ، قَالَ: حَدَّثَنَا شُعْبَةُ، قَالَ: سَمِعْتُ عَلِيَّ بْنَ زَيْدٍ، قَالَ: سَمِعْتُ عُمَرَ بْنَ حَرْمَلَةَ، قَالَ: سَمِعْتُ ابْنَ عَبَّاسٍ، يَقُولُ: أَهْدَتْ خَالَتِي أُمُّ حُفَيْدٍ إِلَى رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ، سَمْنًا وَلَبَنًا وَأَضُبًّا فَأَمَّا الْأَضُبُّ، فَإِنَّ النَّبِيَّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ، تَفَلَ عَلَيْهَا، فَقَالَ لَهُ خَالِدُ بْنُ الْوَلِيدِ: قَذِرْتَهُ يَا رَسُولَ اللَّهِ؟ قَالَ: «نَعَمْ - أَوِ أجَلْ» وَأَخَذَ النَّبِيُّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ، اللَّبَنَ فَشَرِبَ مِنْهُ، ثُمَّ قَالَ لِابْنِ عَبَّاسٍ وَهُوَ عَنْ يَمِينِهِ: «أَمَا إِنَّ الشَّرْبَةَ لَكَ، وَلَكِنْ أَتَأْذَنُ أَنْ أَسْقِيَ عَمَّكَ؟» فَقَالَ ابْنُ عَبَّاسٍ: قُلْتُ: لَا، وَاللَّهِ مَا أَنَا بِمُؤْثِرٍ عَلَى سُؤْرِكَ أَحَدًا قَالَ: فَأَخَذْتُهُ، فَشَرِبْتُ، ثُمَّ أَعْطَيْتُهُ، ثُمَّ قَالَ النَّبِيُّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: "مَا أَعْلَمُ شَرَابًا يُجْزِئُ عَنِ الطَّعَامِ غَيْرَ اللَّبَنِ، فَمَنْ شَرِبَهُ مِنْكُمْ فَلْيَقُلْ: اللَّهُمَّ بَارِكْ لَنَا فِيهِ وَزِدْنَا مِنْهُ، وَمَنْ طَعِمَ طَعَامًا فَلْيَقُلْ: اللَّهُمَّ بَارِكْ لَنَا فِيهِ وَأَطْعِمْنَا خَيْرًا مِنْهُ "


f)         Dari kitab “Shahih Bukhari” juz 7 halaman 68 :
حَدَّثَنَا عَلِيُّ بْنُ عَبْدِ اللَّهِ، أَخْبَرَنَا سُفْيَانُ، قَالَ الوَلِيدُ بْنُ كَثِيرٍ: أَخْبَرَنِي أَنَّهُ سَمِعَ وَهْبَ بْنَ كَيْسَانَ، أَنَّهُ سَمِعَ عُمَرَ بْنَ أَبِي سَلَمَةَ، يَقُولُ: كُنْتُ غُلاَمًا فِي حَجْرِ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ، وَكَانَتْ يَدِي تَطِيشُ فِي الصَّحْفَةِ، فَقَالَ لِي رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: «يَا غُلاَمُ، سَمِّ اللَّهَ، وَكُلْ بِيَمِينِكَ، وَكُلْ مِمَّا يَلِيكَ» فَمَا زَالَتْ تِلْكَ طِعْمَتِي بَعْدُ
g)        Dari kitab “Sunan Abu Dawud” juz 3 halaman 347 :
حَدَّثَنَا مُؤَمَّلُ بْنُ هِشَامٍ، حَدَّثَنَا إِسْمَاعِيلُ، عَنْ هِشَامٍ يَعْنِي ابْنَ أَبِي عَبْدِ اللَّهِ الدَّسْتُوَائِيَّ، عَنْ بُدَيْلٍ، عَنْ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ عُبَيْدٍ، عَنْ - امْرَأَةٍ، مِنْهُمْ يُقَالُ لَهَا - أُمُّ كُلْثُومٍ عَنْ عَائِشَةَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهَا، أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ: «إِذَا أَكَلَ أَحَدُكُمْ فَلْيَذْكُرِ اسْمَ اللَّهِ تَعَالَى، فَإِنْ نَسِيَ أَنْ يَذْكُرَ اسْمَ اللَّهِ تَعَالَى فِي أَوَّلِهِ فَلْيَقُلْ بِسْمِ اللَّهِ أَوَّلَهُ وَآخِرَهُ»


BAB III
KESIMPULAN

1.      Doa sebelum makan yang beredaksi  اللَّهُمَّ بَارِكْ لَنَا فِيمَا رَزَقْتَنَا وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ , sebenarnya adalah doa yang dinisbatkan kepada ‘Urwah bin Zubair, yakni salah satu generasi dari para tabi’ien di masa pertengahan, bukan doa yang dicontohkan oleh Rasulullah SAW. Oleh karena itu, doa ini diambil dari atsar bukan sunnah Rasulullah SAW.
2.      Adapun doa yang diajarkan oleh Ali bin Abi Thalib sebagaimana diriwayatkan oleh Imam Ahmad adalah sebagai berikut :
-          Sebelum makan : بِسْمِ اللَّهِ اللَّهُمَّ بَارِكْ لَنَا فِيمَا رَزَقْتَنَا
-          Setelah makan : الْحَمْدُ لِلَّهِ الَّذِي أَطْعَمَنَا وَسَقَانَا
Akan tetapi derajat hadis ini adalah dhoif dikarenakan derajat salah satu perawinya adalah majhul (tidak diketahui), yaitu Ibnu A’bud.
3.      Oleh karena itu, hendaknya mengambil sebuah doa yang dicontohkan oleh Rasulullah SAW secara langsung, yakni sebagaimana diriwayatkan oleh Abu Dawud, Turmidzi, Ibnu Majah dan Imam Ahmad dari Ibnu ‘Abbas ra, yaitu :
-          Doa makan : اللَّهُمَّ بَارِكْ لَنَا فِيهِ وَأَطْعِمْنَا خَيْرًا مِنْهُ, kalau tidak bisa dinajurkan membaca,basmallah, jika lupa (bismillahi awalahu waakhirohu) 
-          Doa minum : اللَّهُمَّ بَارِكْ لَنَا فِيهِ وَزِدْنَا مِنْهُ


[1] Softwere Maktabah syamilah 

»»  To Be Continue...
blogwalking..