hujan

selalu ingin berbagi dengan anda semua

Sabtu, 09 Juni 2012

berburu gebetan


Berburu gebetan yukkkzzzzz????
Ne qw tnjuk’in gy mna crax berburu gebetan....

Siap – siap berburu gebetan
          Layaknya sebuah perburuan di hutan, berburu gebetan juga perlu persiapan matang. Yang pertama kali kita harus persiapkan adalah niat, kemauan buat berburu. Karena segala sesuatu berawal dari niat.
          Dalam hadits Arbain nomor 1, Amirul Mukminin Abu Hafs, Umar bin Khathab r.a. berkata, “ Saya mendengar rosulullah bersabda : ‘ Sesungguhnya amal perbuatan itu tergantung pada niatnya, dan sesungguhnya bagi setiap orang apa yang ia niatkan. Barang siapa hijrahnya menuju Allah dan Rosulnya, ia akan sampai kepada allah dan rosulnya. Barang siapa hijrahnya menuju dunia yang akan di perolehnya atau menuju wanita yang akan di nikahinya, ia akan mendapatkan apa yang di tuju.”
          Jelas, kan?? Kalau niat itu menjadi awalan yang akan menjadikan akhirat kita ke mana. Kepada Allah dan Rosulnya?? Kepada dunia ?? atau kepada seorang yang akan di nikahi ??
          Jika niat kita karna dunia, Allah akan memberikan dunia itu. Jika niat kita karena seorang yang akan di nikahi maka Allah juga akan memberikan pasangan hidup itu. Namun, jika niat kita karena Allah dan Rosulnya Allah akan mengabulkan semuanya.
          Kita tinggal pilih, akan kita niat kan buat apa perburuan kita kali ini. Tentu kita ingin semuanya, kan??maka niat kan semuanya buat Allah dan Rosulnya.
Perbekalan berburu gebetan
          Perburuan butuh bekal. Buat masuk ke tengah hutan mengadakan perburuan selama beberapa hari saja, banyak orang menyiapkan perbekalan yang luar biasa banyaknya. Mereka membawa senjata, tenda, kompas, lampu senter, korek api, parafin, panci, mie instan, roti, permen, minuman, jaket, pisau, kamera, dan sebagainya. Komplit. Kalau saja memungkinkan, mereka juga akan membawa semua yang ada di rumah.
          Yang tak kalah penting dia juga mesti berbekal keberanian dan izin berburu yang di keluarkan departemen kehutanan. Ribet, kan ?? wah, itu baru berburu hewan di hutan, apa lagi beburu gebetan, coyyyy!!! Bekalnya harus lebih komplit. Harus lebih matang. Karena perjalanannya bukan Cuma beberapa hari, tapi mungkin berminggu - minggu sampai berbulan - bulan.
Bekal materi berburu gebetan
          Ini penting. Berburu gebetan juga butuh dana. Sedikit atau banyak itu tergantung. Persiapan dana ini penting, karena sebuah pernikahan adalah kegiatan take and give, hanya buat jaga - jaga. Memperbanyak rekening tabungan buat persiapan masa depan. Karena kita nggak pernah tau seperti apa buruan yang akan tertangkap.
          Boleh jadi, dia seorang yang berlimpah materi dan itu nggak menjadi masalah baginya melangsungkan pernikahan. Tapi gimana sebaliknya?? Boleh jadi buruan kita adalah seorang yang nggak mempunyai materi berlebih, nggak punya modal buat married, sehingga ini akan menghambat proses selanjutnya jika dana itu nggak mencukupi.
          Oh ya, meski sudah menikah sekarang aku masih suka berburu gebetan, lho... bukan buatku lagi, tapi buat sahabat - sahabatku, buat saudara - saudaraku yang terlalu pemalu berburu gebetan sendiri. Hmm.... sampai ada yang nyaranin buat mengelola kontak jodh segala.
          Mau tahu kenapa aku demen banget berburu gebetan?? Karena aku terdorong oleh perintah Allah.
          Ini sangat menarik. Ketika berburu gebetan aku menemukan  sesuatu yang sangat mendebarkan dan sangat mengasyikkan sebuah pengalaman jiwa yang akan menjadikan aku dan suami lebih bijaksana dari setiap peristiwa.
          Karena kita yang berburu, kita juga mengeluarkan dana, buat beli pulsa hp, beli bensin, ke warnet, semuanya adalah fasilitas yang memudahkan sebuah proses. Itu sebabnya mengapa bekal materi itu penting. Karena menunjang tercapainya maksud dan tujuan. Apalagi yang berburu gebetan adalah kita sendiri, seseorang yang akan menjalani kehidupan selanjutnya.
          Aku mulai berburu gebetan sejak masih single, jauh sebelum aku mempunyai teman sejati. Pengalaman pertama itu nggak akan bisa ku lupakan gitu aja. Waktu itu, aku pernah terlibat dalam sebuah perburuan bersama saat aku masih tinggal di kota kecil purwodadi, berburu gebetan kolekif, ada timnya, ada menagernya juga. Proses sudah belangsung suksek dan bejalan sempuna.
          Seminggu menjelang akad nikah, cweknya 180 derajat berubah pikiran, nggak mau married. Padahal semuanya sudah di rencanakan dengan matang. Gebetan yang kami buru dengan susah payah sudah ada di tangan. Masa mau di lepaskan??
          Wahhh !!!! perasaan ku waktu itu nggak karu-karuan banget. Gemes campur jengkel. Ketika di tanya apa alasannya?? Dya bilang, setelah di pikir - pikir lagi dan sebelum terlanjur terjadi, juga karena si cwok terlalu muda, mending acara nikahan di batalkan. “ nanti saya di kira punya adik laki - laki baru......”
Memang, si cwok lebih muda 8 tahun, tapi itu nggak masalah kan?? Rosulullah aja selisihnya 15 tahun lebih muda di bandingkan dengan bundha khadijah.
          Alhamdulillah, atas izin allah, akhirnya aku berhasil meyakinkan kembali si cwek buat ngelanjutin proses. Rasanya luar biasa lega !!! plongggg!!! Seakan ribuan kilo beban lepas dari diri. Senang banget sekarang bisa melihat mereka harmonis dengan dua pangeran kecilnya.
          Nahhh,,,  sejak itu aku jadi keterusan, semacam kecanduan, seneng banget  berburu gebetan.
          Aku sering tanya pada suami, kenapa temen - temennya banyak belum married. Ku sebut nama mereka satu persatu, yang keren di mata ku buat aku kenalkan sama temen cwek yang keren - keren juga tentunya.
          Hampir semua jawabannya sama. Belum punya dana buat nikah, begitu kata suami.  “ mereka bekerja kan, mas ??” aku mngejarnya. “ ya, tapi belum tentu cwek mau menerima orang yang miskin.”
          Sampai di sini aku tercemung, jika saja banyak cwok yang mengingat surat an-nur ayat 32 itu, mengingat dan yakin bahwa “....Allah akan memampukan mereka dengan karunianya. Dan Allah maha luas ( pemberian-nya ) lagi maha mengetahui. “ dan jika saja banyak cwek kaya yang mau menjadi kaya bareng suaminya dengan memberikan modal awal lebih dulu, alangkah indahnya dunia ini.
SIAP MENTAL BERBURU GEBETAN
          Menyiapkan mental sejak dini jga gak kalah penting. Seorang temen, berasal dari keturunan baik - baik dan cukup terpandang di daerahnya. Ayahnya seorang kepala sekolah, ibunya memiliki toko mebel yang cukup maju dan gede, dan dia sendiri adalah ketua akuntan di sekolah yang terkenal. Wajahnya menarik, bajunya selalu bisa mengikuti mode, nggak pernah ketinggalan jaman meski dia tinggal di kota kecil, solehah tentu saja. Namun karena allah belum mempertemukan jodohnya ,sampai kini dia belum juga menikah.   
          Menurut ku, hal itu terjadi karena dia belum siap mental. Kelihatannya ada semacam kekuatan-kekuatan tak berujung tanpa alasan. Misalnya, kalau aku menikah, jangan - jangan nanti tidak bahagia ??? jangan - jangan suamiku punya perangai kasar dan gampang menyakiti ??? jangan - jangan nanti aku di duakan ??? bagaimana klau aku melayani suami sedangkan aku sibuk kerja ??? bagaimana jika nanti jika punya anak, apa nggak semakin repot hidupku ?? harus nyuci, nyetrika, nyiapin segala keperluan suami, de el el...
          Banyak sekali prasangka yang menghantui jiwanya. Belum siap mental berarti belum siap memikul seluruh tanggung jawab sebagai istri dan belum siap menerima segala kenyataan yang ada. Belum siap mental berarti belum siap menghadapi badai dan liku - liku perjalanan rumah tangga.
          Setiap manusia punya kelebihan dan kekurangan. Tak ada yang sempurna. Manusia manapun yang akan kita buru dan kita harapkan menjadi pendamping hidup kita, bukanlah mahkluk yang serba bisa. Seperti juga kita yang tak sempurna. Maka nggak perlu terlalu banyak berprasangka.
          Allah berfirman,
          “hai orang - orang yang beriman, jauhilagh banyak prasngka, sesungguhnya sebagian prasangka itu adalah dosa, dan janganlah kamu mencari - cari kesalahan orang lain, dan janganlah sebagian kamu menggunjing sebagian yang lain. Apakah  ada di antara kamu yang suka memakan daging saudaranya yang sudah mati ??? tentu kamu meras jijik. Dan bertaqwalah kepada Allah, sungguh Allah maha menerima taubat lagi maha penyayang”.(QS Al-Hujarat : 12)
          Jika memang kita siap menikah dan berburu gebetan, maka siapkan mental kita seteguh mungkin. Berburu ke hutan saja butuh modal keberanian. Terlebih lagi berburu gebetan.
          Menyiapkan mental berarti menerima segala kekurangan dan kelebihan gebetan yang akan kita dapatkan. Menerima bagaimana pun pemberian Allah, dan bersyukur atas nikmat yang telah kita dapatkan.
          Dalam setiap berburu pasti ada resiko. Kadang dapat, kadang - kadang gebetan yang kita buru dengan susah payah terlepas. Di sinilah kita perlu menyiapkan mental yang benar - benar tangguh buat menerima setiap kenyataan yang ada.
          Aku sering di minta bantuan sahabat yang kesuliatan menangakap gebatannya. Diawal perburuan, aku selalu ngomong,” jangan terlalu berharap, ya. Percayalah aku akan mencoba melakukan perburuan yang terbaik. Tapi semua itu adalah kehendak Allah. Kalau dapat, alhamdulillah!!! Seandainya nggak dapat, jangan kecewa!!! Kita berburu yang lain lagi. Masih banyak stock cwek or cwok di dunia ini. Yang penting kita usaha, berdoa dan bertawakal.gimana?”
          Kalau dia menjawab “sepakat. Lanjutkan perburuan.” Maka akupun akan dengan semangat melakukan perburuan gebetan itu.
          Beberapa kali allah memberi keberhasilan kepadaku berburu gebetan buat sahabat - sahabatku. Rasanya betul - betul sangat mendebarkan. Aku begitu menikmati setiap prosesnya. Dari yang pertama - tama si cwek menolak sampai akhirnya berubah pikiran dan mereka married.
          Subhanallah !!! tak terkirakan betapa bahagianya ketika ijab kabul mereka langsungkan dihadapan saksi dan segenap hadirin, air mata ini tumpah ruah (padahal aku bukan tipe cewek cengeng, lhooo!!!). ijab kabul adalah proses yang mampu mengguncangkan singgah sana, Arsy Allah.
          Aku sering bilang ketemen - temen yang belum married buat selalu hadir dalam proses ijab kabul sahabat atau saudara yang sedang melangsungkan pernikahan, berdoa, meminta sama Allah agar barakah dan rejeki menikah itu juga akan sampai pada kita. Karena saat proses ijab tersebut para malaikat turut hadir dan mengamini semuanya.
          Pernah juga, aku gagal melakukan perburuan. Mmm...... kecewa juga sih. Tapi aku nggak ambil pusing. Incar yang lain lagi. Aku buru lagi. Alhamdulillah, dapat.
Fisik oke dalam berburu gebetan
          Layaknya perburuan sesungguhan. Berburu gebetan butuh fisik yang prima saat kita sedang sakit dan nggak fit, atau saat kita dalam tekanan emosi yang nggak setabil, mending jangan melakukan aktifitas berburu gebetan. Karena hasilnya nggak akan maksimal.
          Seringnya, kondisi fisik kita yang nggak sehat akan menyebabkan kita kurang konsentrasi dalam perburuan, dan ujung - ujungnya usaha kita akan gatot alias gagal total.nahhh,dari pada kita membuang-buang energi dan memaksakan diri berburu gebetan, padahal kita sadar kondisi fisik kita sedang nggak oke, mending jangan berburu. Tunda dulu niat kuat kita buat berburu kebetan sampai fisik kita benar - benar sehat dan kondisi jiwa kita sudah puli. Dengan begitu, kita bakal lebih konsen.
Smart
          Berburu adalah ilmunya. Ibaratnya, dimana cara kita memegang senapan, dari arah mana akan melakukan tembakan agar buruan kita nggak lari dan tepat sasaran, pada musim apa yang tepat melakukan perburuan, kapan waktu yang tepat melakukan tembakan misalnya, semua ada ilmunya dan bisa dipelajari.
          Begitu juga berburu gebetan. Kita harus tau ilmunya, harus smart dan alias cerdas nggak asal nembak kapan aja kita mau. Ada unggah - ungguhnya, ada tata kramanya.
          Kita harus tau dan plus menguasai ilmu paikologi dan komunikasi. Dengan psikologi, kita bisa mengetahui jiwa dan perasaan orang per orang, so memudahkan kita dalam mengambil langkah selanjutnya. Sedangkan komunikasi sangat penting, coz berburu gebetan nggak seprti berburu hewan di hutan. Komunikasi menjadi penting karena yang kita harap dapatkan adalah manusia. Makhluk yang paling mulia karena berakal dan beradab.
          Jadi dengan komunikasi itulah kita bisa menyampaikan maksud dan tujuan dengan jelas tanpa meninggalkan etika dan kesopanan. Baca dech buku - buku yang berkaitan dengan psikologi dan komunikasi buat memperdalam ilmu kita bersosialisasi.
          Dale Carnegie, dalam bukunya berbicara efektif, menyatakan bahwa setiap pembicaraan mempunyai empat tujuan yang utama, yaitu buat mempengaruhi atau mendapatkan aksi, meberi informasi, menanamkan kesan, dan meyakinkan, serta buat menghibur. Dalam berburu gebetan, ke empat tujuan itu tercapai. Makannya kita dihaaaarapkan memperhatikan benar soal komunikasi.
          Aku pernah mengawali berburu gebetan dengan bercanda dan menghibur. “ Bagaimana kabarnya, Om .......?? wahhh...... semakin kurus aja kelihatannya. Nggak ada yang ngerawat ya ???” ( hehehe...... padahal dia sama sekali nggak kurus ). Pembicaraan terus berlanjut dan nggak aku hentikan sampai sahabatku yang satu itu meminta dicarikan seorang isti yang mau merawatnya.
 Itulah tujuan utama komunikasiku pada si Om, dia menyatakan dengan verbal apa Yang aku harapkan ‘sebuah kesepakatan berburu gebetan untuknya’.


Sering - sering Nge - charge iman
          Berburu gebetan memerlukan ruhiyah yang kuat. Kita harus meminta bantuan allah, yang menggenggam dan menggerakkan hati manusia agar maksud dan tujuan kita mendapatkan gebetan yang kita buruh tercapai.
          Jangan malas untuk bangun  di sepertiga malam terakhir, memohon ampunan-nya atas segala dosa dan khilaf yang telah di lakukan, banyak berdikir memuji-nya dan bershalawat, setelah itu berdoalah agar allah membukakan pintu hati gebetan kita , buat mempertimbangkan dan menerima kita.
          Suamiku bercerita, ketika itu dia baru melaksanakan shalat sunnah fajar ( shalat sunnah sebelum subuh ) dan berdoa meminta diberikan allah jodoh yabng terbaik menurut –nya, maka pagi hari ketika ia berangkat kerja, allah mempertemukan aku dengannya.
          Begitulah, akhirnya kami maried dalam waktu sebulan dan dia seelalu menceritakan tentang  fadhilah shalat fajar kepada kawan - kawan cowoknya yang belum maried, atau siapa saja kenalannya, buat melakukan shalat sunnah fajar. Dan khusus untukku, dia mewajibkan aku melanggengkan ibadah shalat sunnah fajar agar ruhiyah kami terjaga.
          Menurutku, buat meningkan rihiyah seebaiknya kita banyak bersedekah dan silahturrahim. Contohnya, suatu ketika, kepala  TU sekolah tempatku membagi ilmu memerlukan dana buat menggaji guru dan karyawan ( maklum, sekolah swasta ) bertanya, apakah aku mempunyai tabungan sepuluh juta buat dipinjamkan kepadanya??? Aku bilang tabunganku belum ada dari angka yang disebutkan.
          Namun hatiku tiba - tiba terketuk buat meminjamkan seadanya jumlah tabunganku itu. Besoknya aku ambil uang di ATM dan saldo yang tersisa Cuma lima puluh ribu rupiah. Aku nggak mengharapkan imbalan apapun. Bahkan aku nggak ambil gajiku bulan itu.
          Tak di sangka  - sangka, keesokan harinya allah memberikan apa yang aku minta di sepertiga malam  - malam terakhir, di pertemukan-nya aku dengan  seseorang yang sekarang menjadi suami. Pas aku married, uang pinjaman itu dikembalikan. Allah membalasnya berlipat - lipat, aku mendapat suami yang saleh dan ketentraman jiwa yang nggak bisa dibandingkan dengan ukuran materi apapun.
          Silakhturrahmi banyak membukakan pintu rejeki, selain memperbanyak saudara dan memperpanjang usia. Bukankah jodoh itu bagian dari rejeki yang allah berikan kepada hamba-nya ???maka banyak - banyaklah kiita bersilahturrahmi. Kepada tetangga, guru - guru, kerabat, sahabat, dan siapa saja yang kita merasa dekat dan nyaman dengannya. Kalau kita adalah seorang perantauan, sering – seringlah bersilaturrahmi dengan kedua orang tua dan mintalah doa restu keduanya.
          Yang nggak penting buat meningkatkan ruhiyah bagi kita yang ingin atau sedang berburu gebetan adalah puasa sunnah ( puasa senin - kamis ). Puasa sunnah sangat dianjurkan karena telah diyakini bisa mengekang hawa nafsu yang bergejolak.
»»  To Be Continue...
blogwalking..