Kado Terindah.
Karya: Andini Zahra Adystia
Putaran waktu terasa sangat menyakitkan, kepercayaan yang telah disia – siakan. Kebahagiaan terasa sangat cepat berlalu, dan luka di hati membuat waktu seakan merangkak tanpa daya. Pelan dan sangat lama. Kamu.... iya kamu, yang terlalu bodoh meninggalkanku. Sekarang katakan pada mereka, aku yang pernah berjuang untukmu dan kamu sia – sia kan aku.
Kekecewaan yang begitu mendalam
seakan sama saja dengan kita menolak kepastian takdir. Yang aku tahu hidupku,
keinginanku, toleransiku, dan sesuatu yang disebut dengan memaafkan adalah
mudah. Tapi tidak untuk kali ini, bahkan 1000 kata maafpun tak dapat menghapus
tentang sebuah luka. Mungkin aku akan menjadi sosok manusia yang paling jahat
karena tak memaafkannya, bibir ini berkali – kali mengatakan , aku memaafkannya
namun hati selalu berteriak TIDAK.
Di pagi yang
cerah ini tepat pada tanggal 10 Desember , aku mengalami kram diakhir
pertandingan . mungkin karena aku kurang pemanasan, ya aku adalah Zahratunnisa
, aku biasa dipanggil Ratu , aku pemain basket waktu SMA, dan sekarang aku
sedang melanjutkan sekolah di salah satu universitas terfavorit di China. Hari
ini ada pertandingan persahabatan antar jurusan, ya ku mengalami kekalahan,
namun tim cowok berhasil masuk kebabak final. Ku pulang ke kos diantar oleh
sang pujaan hati bernama Rico, ya kami sama – sama dari indonesia dan kebetulan
kami juga sekelas. Dari awal kuliah kami selalu bersama, mungkin karena kami
sama – sama orang indonesia, jadi kami sangat peduli satu sama lain. Kebersamaan
kami membuatku merasakan hal yang berbeda dan kuputuskan perasaan itu adalah
cinta. Terlebih lagi Rico selalu berkata manis didepanku, akupun terlena. Rico
juga mengatakan dia menyayangiku. Dan entah kapan dia mengatakan siap berkomitmen
denganku. Semenjak itu juga status sosmed (sosial media) berubah berpacaran.
Esok paginya 11 Desember , tim basket cowok benar – benar memenangkan pertandingan basket, Rico dengan bangganya mengatakan padaku bila timnya berhasil, akupun ikut senang. Sampai saat ini hubungan kami baik – baik saja. Hingga ku bertanya kapan dia mau main kerumahku? . Hanya sebuah senyuman yang dia berikan. Baiklah tak masalah, aku yakin dia benar – benar mencintaiku. Rico adalah sosok yang pendiam, namun sangat pandai dalam bersikap, lembut dan sangat manis. Hingga sangat tak mungkin bila dia berkata dusta. Hari ini kakiku masih terasa sakit hingga aku tak kemana – mana cukup menonton tv bersama teman – teman yang berada dikos. Dunia terasa begitu sangat indah. Ya aku sedang dimabuk cinta.
14 desember , aku masih bernafas lega, menjalani hari – hari penuh suka cita. Sambil menghitung angka demi angka ya tanggal 24 desember lah yang aku nantikan, ku pastikan di hari itu adalah hari paling bahagia yang kurasakan. Namun berbeda dengan rico , kedua kakeknya meninggal di bulan ini. Buat dia bulan desember adalah bulan duka. Aku berusaha menghiburnya, namun dia lebih suka menyendiri. Aku coba mengerti, hari ini juga kami pulang ke indonesia, kuliah kami libur karena minggu depan ujian akhir semester. Tiba dirumah, adekku sakit. Aku seharian menemaninya di rumah sakit untuk chek laboratorium, sedangkan rico menanyakan tugas akhir mata kuliah. Aku hanya bisa menjawab, aku sedang pusing, aku tidak tahu. Karena saat itu aku memang sangat lelah dan belum tahu bagaimana pastinya tugas dari dosen. Setelah itu Rico tidak lagi menghubungiku.
Esok paginya 11 Desember , tim basket cowok benar – benar memenangkan pertandingan basket, Rico dengan bangganya mengatakan padaku bila timnya berhasil, akupun ikut senang. Sampai saat ini hubungan kami baik – baik saja. Hingga ku bertanya kapan dia mau main kerumahku? . Hanya sebuah senyuman yang dia berikan. Baiklah tak masalah, aku yakin dia benar – benar mencintaiku. Rico adalah sosok yang pendiam, namun sangat pandai dalam bersikap, lembut dan sangat manis. Hingga sangat tak mungkin bila dia berkata dusta. Hari ini kakiku masih terasa sakit hingga aku tak kemana – mana cukup menonton tv bersama teman – teman yang berada dikos. Dunia terasa begitu sangat indah. Ya aku sedang dimabuk cinta.
14 desember , aku masih bernafas lega, menjalani hari – hari penuh suka cita. Sambil menghitung angka demi angka ya tanggal 24 desember lah yang aku nantikan, ku pastikan di hari itu adalah hari paling bahagia yang kurasakan. Namun berbeda dengan rico , kedua kakeknya meninggal di bulan ini. Buat dia bulan desember adalah bulan duka. Aku berusaha menghiburnya, namun dia lebih suka menyendiri. Aku coba mengerti, hari ini juga kami pulang ke indonesia, kuliah kami libur karena minggu depan ujian akhir semester. Tiba dirumah, adekku sakit. Aku seharian menemaninya di rumah sakit untuk chek laboratorium, sedangkan rico menanyakan tugas akhir mata kuliah. Aku hanya bisa menjawab, aku sedang pusing, aku tidak tahu. Karena saat itu aku memang sangat lelah dan belum tahu bagaimana pastinya tugas dari dosen. Setelah itu Rico tidak lagi menghubungiku.
Aku
serba salah, seperti biasa aku minta kejelasan. Namun tak ada tanggapan hingga
tanggal 20 desember dia memberi pesan singkat, dia kecewa karena aku tak
memberi tahu tugas dari dosen, dan aku tidak sabaran dalam menghadapinya. Aku
terdiam saat itu juga, aku pun membalas pesannya, “namun kamu harus tahu hal
yang sangat aku benci adalah diabaikan” . dengan cepat dia membalas pesanku,
“iya aku tahu”. Sungguh saat itu detak jantungkupun berhenti sejenak, otakku
berlari, pikiranku penuh dengan tanda tanya “kamu tahu, lalu kenapa kamu lakukan
itu?” .
Udara pagi tak lagi sejuk buatku, aku putuskan untuk kembali ke china, dan ku habiskan waktu untuk mencari sebuah kesegaran bersama teman – temanku. Tepat jam 7 sore, aku pergi kesalah satu pusat perbelanjaan di china. Di situ aku bercanda, mengarang dialog sendiri saat melihat seseorang sibuk menerima telfon atau sibuk berbincang dengan kekasihnya. Ya aku lupa dengan lukaku, luka karena dia yang telah berani mengabaikanku. Waktu menunjukkan pukul setengah 10, kami semua keluar dari pusat perbelanjaan, dan menuju ke cafe 24 jam, kami minum bersama hingga jam 1 pagi. Kami bermain seakan – akan waktu masih sore dan umur kami masih 10 tahunan. Malam yang gila untuk menerima sebuah kado terindah, ya kado dari rico yang tak pernah ku buang dan selalu kusimpan, sebuah selimut pengabaian.
Udara pagi tak lagi sejuk buatku, aku putuskan untuk kembali ke china, dan ku habiskan waktu untuk mencari sebuah kesegaran bersama teman – temanku. Tepat jam 7 sore, aku pergi kesalah satu pusat perbelanjaan di china. Di situ aku bercanda, mengarang dialog sendiri saat melihat seseorang sibuk menerima telfon atau sibuk berbincang dengan kekasihnya. Ya aku lupa dengan lukaku, luka karena dia yang telah berani mengabaikanku. Waktu menunjukkan pukul setengah 10, kami semua keluar dari pusat perbelanjaan, dan menuju ke cafe 24 jam, kami minum bersama hingga jam 1 pagi. Kami bermain seakan – akan waktu masih sore dan umur kami masih 10 tahunan. Malam yang gila untuk menerima sebuah kado terindah, ya kado dari rico yang tak pernah ku buang dan selalu kusimpan, sebuah selimut pengabaian.
Akupun
memilih diam tak melakukan apa – apa hingga tepat 2 minggu setelah itu, aku
bertanya langsung padanya, ya sepertinya dia menyulap dirinya sendiri menjadi
patung. Dan akupun mengirimkan pesan tanda, semua nya sangatlah cukup. I think
enough..... tak kan ada yang percaya seorang rico bisa mengobral kata sayang,
bahkan berbohong untuk sebuah janji saling melengkapi dan menjaga hati.
Aku
terus merenung, apa salahku? Dimana kekuranganku? Dan mengapa terjadi kepadaku?
Atau aku yang bodoh terlalu percaya?
Atau ini pembuktian tuhan, bagaimanapun kita menjaga sebuah hubungan pastilah
tak akan bersama bila dia bukan jodoh kita? Atau ini semua adalah cara tuhan
untuk mempertemukanku dengan sesorang yang lebih indah? , sungguh ini adalah
kado terindah untukku, kado yang membuatku sadar dan berfikir, bahwa cinta saja
tidaklah cukup untuk merangkai sebuah kisah indah. Aku sangat membencinya namun
seketika itu sikap baiknya, perhatiannya, senyumnya terlintas dibenakku. Aku
tak mau egois, bagaimanapun dia juga pernah membuatku tersenyum dan tertawa.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar