penelitian by: andini, vivi, rochim (UINSA)
BAB I
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar
Belakang
Islam
adalah agama yang mengatur segala aspek kehidupan manusia, mulai dari
perkara-perkara yang sederhana dan mendasar seperti makan, minum hingga
perkara-perkara yang rumit dan kompleks seperti persoalan politik dan
kenegaraan. Salah satu bentuk aturan Islam di dalam aspek kehidupan adalah
dianjurkannya berdoa sebagai pengiring setiap perbuatan manusia, apakah sebelum
atau sedudahnya. Dalam hal ini termasuk makan, maka tidak salah jika kaum muslimin berusaha
menghidupkan ajaran agama ini dan
mengajarkan anak-anak mereka untuk berdo'a
sebelum makan. Sebuah doa yang terbaik adalah do’a yang ma’tsur, yakni doa yang berasal dari hadis sahih
Rasulullah SAW. oleh karena itu, kami meneliti doa makan yang selama ini
beredar diajarkan dan diamalkan di lembaga pendidikan seperti sekolah dan TPA,
dan dibiasakan diamalkan di rumah-rumah kaum muslimin.
B.
Rumusan
Masalah
Dari
latar belakang di atas, maka rumusan masalahnya adalah sebagai berikut :
1. Bagimana
status kesahihan hadis doa sebelum makan yang selama ini diamalkan?
2. Bagaimana doa
makan yang sesuai tuntunan Rasulullah SAW?
C.
Tujuan
Pembahasan
Adapun
tujuan pembahasan adalah :
1.
Mengetahui derajat hadis tentang doa makan yang selama
ini diamalkan.
2.
Mengetahui doa makan yang sesuai tuntunan Rasulullah
SAW.
BAB
II
PEMBAHASAN
A. Redaksi Hadis dan terjemahnya
وَحَدَّثَنِى عَنْ مَالِكٍ،
عَنْ هِشَامِ بْنِ عُرْوَةَ، عَنْ أَبِيهِ أَنَّهُ كَانَ لاَ يُؤْتَى أَبَداً
بِطَعَامٍ أَوْ شَرَابٍ، حَتَّى الدَّوَاءُ، فَيَطْعَمَهُ أَوْ يَشْرَبَهُ حَتَّى
يَقُولَ: الْحَمْدُ للهِ الَّذِي هَدَانَا
وَأَطْعَمَنَا وَسَقَانَا وَنَعَّمَنَا.
اللهُ أَكْبَرُ. اللَّهُمَّ أَلْفَتْنَا نِعْمَتُكَ بِكُلِّ شَرٍّ فَأَصْبَحْنَا
مِنْهَا وَأَمْسَيْنَا بِكُلِّ خَيْرٍ. نَسْأَلُكَ تَمَامَهَا وَشُكْرَهَا. لاَ
خَيْرَ إِلاَّ خَيْرُكَ. وَلاَ إِلَهَ غَيْرُكَ. إِلَهَ الصَّالِحِينَ. وَرَبَّ
الْعَالَمِينَ. الْحَمْدُ للهِ. وَلاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ. مَا شَاءَ اللهُ،
وَلاَ قُوَّةَ إِلاَّ بِاللهِ. اللَّهُمَّ بَارِكْ
لَنَا فِيمَا رَزَقْتَنَا وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ. (موطأ مالك - الجزء ٥ - الصفحة ٣)
Dan telah
menyampaikan padaku dari Malik dari Hisyam bin ‘Urwah dari ayahnya
(‘Urwah, bin siapa...), bahwasanya dia pernah
lama (apa maksudnya) tidak diberi makan dan minum (karena sakit), maka
setelah ia (mendapatkan obatnya), dia memakannya dan meminumnya seraya berdo’a
“segala puji
untuk Allah yang telah memberi petunjuk kepada kami, memberi minum kepada kami,
dan memberikan nikmat kepada kami. Allah Maha Besar. Ya Allah, nikmatmu
telah merubah keadaan buruk kami menjadi baik, kami memohon kesempurnaannya dan
(kepandaaian) dalam mensyukurinya. Tiada kebaikan kecuali itu adalah
kebaikan-Mu. Tiada Tuhan selain Engkau, Tuhan bagi orang-orang yang soleh, dan
Tuhan semesta Alam. Segala puji bagi Allah, dan tiada Tuhan selain Allah.
(semua bergantung kepada) apa yang Allah kehendaki. Dan tiada kekuatan kecuali
dengan (ridho) Allah. Ya Allah, berikahlah keberkahan
kepada kami di dalam rejeki yang telah Engkau berikan kepada kami, dan
lindungilah kami dari api neraka. (dari kitab Muwaththo’ Imam Malik,
juz 5 halaman 3)
حَدَّثَنَا عَبْدُ اللَّهِ،
حَدَّثَنِي الْعَبَّاسُ بْنُ الْوَلِيدِ النَّرْسِيُّ، حَدَّثَنَا عَبْدُ
الْوَاحِدِ بْنُ زِيَادٍ، حَدَّثَنَا سَعِيدٌ الْجُرَيْرِيُّ، عَنْ أَبِي
الْوَرْدِ، عَنِ ابْنِ أَعْبُدَ، قَالَ: قَالَ لِي عَلِيُّ بْنُ أَبِي طَالِبٍ:
«يَا ابْنَ أَعْبُدَ هَلْ تَدْرِي مَا حَقُّ الطَّعَامِ؟» قَالَ: قُلْتُ: وَمَا
حَقُّهُ يَا ابْنَ أَبِي طَالِبٍ؟ قَالَ: «تَقُولُ بِسْمِ
اللَّهِ اللَّهُمَّ بَارِكْ لَنَا فِيمَا رَزَقْتَنَا» ، قَالَ: وَتَدْرِي
مَا شُكْرُهُ إِذَا فَرَغْتَ؟ قَالَ: قُلْتُ: وَمَا شُكْرُهُ؟ قَالَ: «تَقُولُ الْحَمْدُ لِلَّهِ الَّذِي أَطْعَمَنَا وَسَقَانَا (مسند
أحمد - الجزء ١ - الصفحة ١٥٣)
Telah
menyampaikan kepada kami ‘Abdullah, telah
menyampaikan padaku ‘Abbas bin Walid An-Narsi,
telah menyampaikan pada kami Abdul Wahid bin Ziyad,
telah menyampaikan pada kami Sa’id Al-Jurairi
dari Abi Al-Wardi (jika menterjemah jangan pakai Abi,
tapi Abu) dari Ibnu A’bud, dia berkata :
Ali bin Abi Thalib telah berkata kepadaku “Wahai Ibnu A’bud, tahukah kamu apa
hak makanan?” dia (Ibnu A’bud) berkata : aku berkata “apa haknya wahai ibnu Abi
Thalib?” dia (Ali bin Abi Thalib) berkata “hendaknya Engkau berdo’a “(saya mulai) dengan
menyebut nama Allah. Ya Allah, berikahlah keberkahan kepada kami di dalam
rejeki yang telah Engkau berikan kepada kami”. Dia (Ali bin Abi
Thalib) berkata (lagi) “Dan tahukah kamu bagaimana mensyukurinya jika kau telah
selesai (memakannya)?” dia (Ibnu A’bud) berkata : aku berkata “dan bagaimana
cara mensyukurinya?” dia (Ali bin Abi Thalib) berkata “hendaknya Engkau berdo’a
“Segala puji bagi
Allah yang telah memberi kami makan dan minum”. (dari kitab Musnad
Imam Ahmad, juz 1 halaman 153)
B. Kosa kata
1)
|
Obat /
ramuan penyembuh . adalah bentuk plural dari kata......, yang
fungsinya.....
|
الدَّوَاءُ
|
2)
|
Memalingkan
/ merubah keadaan
(jika ada penambahan naa.....
|
أَلْفَتْنَا ( أَلْفَتَ
يُلْفِتُ )
|
3)
|
Kesempurnaannya, atau kesembuhan total
dari penyakit yang dialaminya sebelumnya, tamm
|
تَمَامَهَا
|
4)
|
Kepandaian/kesadaran
dalam mensyukuri
|
وَشُكْرَهَا
|
5)
|
Hak
makanan, atau kewajiban sebelum mulai makan.
|
حَقُّ
الطَّعَامِ
|
6)
|
Memberi kami nikmat, berupa makanan.
|
أَطْعَمَنَا
|
7)
|
Memberi kami nikmat, berupa minuman.
|
وَسَقَانَا
|
C. Analisa perawi[1]
a)
Malik
Nama lengkapnya adalah Ahmad bin
Nasr bin Malik bin Haitsam bin ‘auf bin Wahb bin ‘Umairah bin Hajr bin ‘Amir
al-Khaza’ie. Wafat tahun 231 Hijriyah. Termasuk generasi yang mengambil hadis
dari para tabi’in.
Komentar para ulama’: menurut
Ibnu Hajar adalah tsiqoh.
b)
Hisyam
Nama lengkapnya adalah Hisyam bin
‘Urwah bin Zubair bin al-‘Awwam al-Qarsyi al-Asadi. Wafat tahun 146 Hijriyah.
Termasuk generasi terakhir dari tabi’ien.
Komentar ulama': menurut Ibnu Hajar
adalah tsiqoh dan faqih.
c)
‘Urwah
Nama lengkapnya adalah ‘Urwah bin
Zubair al-‘Awwam bin Khowailid. Wafat tahun 94 Hijriyah. Termasuk generasi
pertengahan tabi’ien. komentarulama': menurut Ibnu Hajar adalah tsiqoh.
d) ‘Abdullah
Nama lengkapnya adalah Ahmad bin
Ibrahim bin Katsir bin Zaid bin Aflah bin Mansur bin Muzahim al-‘Abdi. Termasuk
generasi yang mengambil hadis dari para tabi’ien. Wafat tahun 246 Hijriyah.
komentar ulama: menurut Ibnu Hajar adalah tsiqoh dan hafidz.
e)
Al-‘Abbas bin
al-Walid an-Narsi
Nama lengkapnya adalah Al-‘Abbas
bin al-Walid bin nasor an-Narsi. Termasuk generasi yang mengambil hadis dari
para tabi’ien. Wafat tahun 238 Hijriyah. komentar ulama': menurut Ibnu Hajar adalah
tsiqoh.
f)
Abdul Wahid
Nama lengkapnya adalah Abdul Wahid
bin Ziyad al-‘Abdi. Termasuk generasi pertengahan tabi’ien. Wafat tahun 176
Hijriyah. komentar ulama': menurut Ibnu Hajar adalah tsiqoh.
g)
Sa’id al-Jurairi
Nama lengkapnya adalah Sa’id bin
Ibas al-Jurairi. Termasuk generasi terakhir dari tabi’ien. Wafat tahun 144
Hijriyah. komentar ulama': menurut Ibnu Hajar adalah tsiqoh.
h)
Abu al-Wardi
Nama aslinya adalah Warid
Ats-Tsaqafi. Termasuk generasi pertengahan tabi’ien. komentar ulama': menurut Ibnu
Hajar adalah tsiqoh.
i)
Ibnu A’bud
Nama aslinya adalah Ali bin A’bud.
Termasuk generasi pertengahan tabi’ien. Komentar ulama': menurut Ibnu Hajar adalah
majhul (tidak diketahui).
D. Analisa matan
(pencantuman hadis)
a)
Dari kitab
“Musnad Ibnu Abi Syaibah” juz 5 halaman 139 :
حَدَّثَنَا
أَبُو بَكْرٍ قَالَ: حَدَّثَنَا أَبُو أُسَامَةَ، عَنْ هِشَامٍ قَالَ:
كَانَ أَبِي لَا يُؤْتَى بِطَعَامٍ وَلَا شَرَابٍ حَتَّى الشَّرْبَةَ مِنَ
الدَّوَاءِ فَيَطْعَمُهُ أَوْ يَشْرَبُهُ حَتَّى يَقُولَ: «الْحَمْدُ لِلَّهِ الَّذِي هَدَانَا وَأَطْعَمَنَا وَسَقَانَا
وَنَعَّمَنَا، وَاللَّهُ أَكْبَرُ، اللَّهُمَّ
أَلْفَتْنَا نِعْمَتُكَ بِكُلِّ شَرٍّ، وَأَصْبَحْنَا
وَأَمْسَيْنَا مِنْهَا بِكُلِّ خَيْرٍ، نَسْأَلُكَ تَمَامَهَا وَشُكْرَهَا، لَا
خَيْرَ إِلَّا خَيْرُكَ، وَلَا إِلَهَ غَيْرُكَ، إِلَهَ الصَّالِحِينَ وَرَبَّ
الْعَالَمِينَ، الْحَمْدُ لِلَّهِ رَبِّ الْعَالَمِينَ، لَا إِلَهَ إِلَّا
اللَّهُ، مَا شَاءَ اللَّهُ، لَا قُوَّةَ إِلَّا بِاللَّهِ، اللَّهُمَّ بَارِكْ لَنَا فِيمَا رَزَقْتَنَا وَقِنَا عَذَابَ
النَّارِ»
b)
Dari kitab “Sunan
Abu Dawud” juz 3 halaman 339 :
حَدَّثَنَا
مُسَدَّدٌ، حَدَّثَنَا حَمَّادٌ يَعْنِي ابْنَ زَيْدٍ، ح وحَدَّثَنَا مُوسَى بْنُ إِسْمَاعِيلَ، حَدَّثَنَا حَمَّادٌ يَعْنِي ابْنَ سَلَمَةَ، عَنْ عَلِيِّ بْنِ زَيْدٍ،
عَنْ عُمَرَ بْنِ حَرْمَلَةَ، عَنِ ابْنِ
عَبَّاسٍ، قَالَ: كُنْتُ فِي
بَيْتِ مَيْمُونَةَ فَدَخَلَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ
وَمَعَهُ خَالِدُ بْنُ الْوَلِيدِ فَجَاءُوا بِضَبَّيْنِ مَشْوِيَّيْنِ عَلَى
ثُمَامَتَيْنِ، فَتَبَزَّقَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ
فَقَالَ خَالِدٌ: إِخَالُكَ تَقْذُرُهُ يَا رَسُولَ اللَّهِ، قَالَ «أَجَلْ» ثُمَّ
أُتِيَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ بِلَبَنٍ فَشَرِبَ،
فَقَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ "إِذَا
أَكَلَ أَحَدُكُمْ طَعَامًا فَلْيَقُلْ: اللَّهُمَّ بَارِكْ لَنَا فِيهِ،
وَأَطْعِمْنَا خَيْرًا مِنْهُ، وَإِذَا سُقِيَ لَبَنًا فَلْيَقُلْ: اللَّهُمَّ
بَارِكْ لَنَا فِيهِ، وَزِدْنَا مِنْهُ، فَإِنَّهُ لَيْسَ شَيْءٌ يُجْزِئُ مِنَ
الطَّعَامِ وَالشَّرَابِ إِلَّا اللَّبَنُ"
قَالَ أَبُو دَاوُدَ: «هَذَا لَفْظُ مُسَدَّدٍ»
c)
Dari kitab “Sunan Turmidzi” juz 5 halaman 506 :
حَدَّثَنَا
أَحْمَدُ بْنُ مَنِيعٍ قَالَ: حَدَّثَنَا إِسْمَاعِيلُ بْنُ إِبْرَاهِيمَ قَالَ: حَدَّثَنَا عَلِيُّ بْنُ زَيْدٍ،
عَنْ عُمَرَ وَهُوَ ابْنُ أَبِي حَرْمَلَةَ، عَنْ ابْنِ عَبَّاسٍ، قَالَ:
دَخَلْتُ مَعَ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَنَا وَخَالِدُ
بْنُ الوَلِيدِ عَلَى مَيْمُونَةَ فَجَاءَتْنَا بِإِنَاءٍ مِنْ لَبَنٍ فَشَرِبَ
رَسُولُ اللَّهِ وَأَنَا عَلَى يَمِينِهِ وَخَالِدٌ عَلَى شِمَالِهِ، فَقَالَ لِي:
«الشَّرْبَةُ لَكَ، فَإِنْ
شِئْتَ آثَرْتَ بِهَا خَالِدًا»
، فَقُلْتُ: مَا كُنْتُ أُوثِرُ عَلَى سُؤْرِكَ أَحَدًا، ثُمَّ قَالَ رَسُولُ
اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ:
"مَنْ أَطْعَمَهُ اللَّهُ الطَّعَامَ فَلْيَقُلْ:
اللَّهُمَّ بَارِكْ لَنَا فِيهِ وَأَطْعِمْنَا خَيْرًا مِنْهُ، وَمَنْ
سَقَاهُ اللَّهُ لَبَنًا فَلْيَقُلْ: اللَّهُمَّ بَارِكْ
لَنَا فِيهِ وَزِدْنَا مِنْهُ".
d) Dari kitab
“Sunan Ibnu Majah” juz 2 halaman 1103 :
حَدَّثَنَا
هِشَامُ بْنُ عَمَّارٍ قَالَ: حَدَّثَنَا إِسْمَاعِيلُ بْنُ عَيَّاشٍ قَالَ: حَدَّثَنَا ابْنُ جُرَيْجٍ، عَنِ ابْنِ شِهَابٍ، عَنْ عُبَيْدِ اللَّهِ بْنِ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ عُتْبَةَ، عَنِ ابْنِ
عَبَّاسٍ، قَالَ: قَالَ
رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: «مَنْ
أَطْعَمَهُ اللَّهُ طَعَامًا، فَلْيَقُلِ اللَّهُمَّ
بَارِكْ لَنَا فِيهِ، وَارْزُقْنَا خَيْرًا مِنْهُ، وَمَنْ سَقَاهُ اللَّهُ
لَبَنًا، فَلْيَقُلِ اللَّهُمَّ بَارِكْ لَنَا فِيهِ،
وَزِدْنَا مِنْهُ، فَإِنِّي لَا أَعْلَمُ مَا يُجْزِئُ مِنَ الطَّعَامِ
وَالشَّرَابِ، إِلَّا اللَّبَنُ»
e)
Dari kitab “Musnad Ahmad” juz 4 halaman 344 :
حَدَّثَنَا
مُحَمَّدُ بْنُ جَعْفَرٍ، قَالَ: حَدَّثَنَا شُعْبَةُ، قَالَ:
سَمِعْتُ عَلِيَّ بْنَ زَيْدٍ، قَالَ: سَمِعْتُ عُمَرَ
بْنَ حَرْمَلَةَ، قَالَ:
سَمِعْتُ ابْنَ عَبَّاسٍ، يَقُولُ: أَهْدَتْ خَالَتِي أُمُّ حُفَيْدٍ إِلَى رَسُولِ اللَّهِ
صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ، سَمْنًا وَلَبَنًا وَأَضُبًّا فَأَمَّا
الْأَضُبُّ، فَإِنَّ النَّبِيَّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ، تَفَلَ
عَلَيْهَا، فَقَالَ لَهُ خَالِدُ بْنُ الْوَلِيدِ: قَذِرْتَهُ يَا رَسُولَ
اللَّهِ؟ قَالَ: «نَعَمْ - أَوِ أجَلْ» وَأَخَذَ النَّبِيُّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ
وَسَلَّمَ، اللَّبَنَ فَشَرِبَ مِنْهُ، ثُمَّ قَالَ لِابْنِ عَبَّاسٍ وَهُوَ عَنْ
يَمِينِهِ: «أَمَا إِنَّ الشَّرْبَةَ لَكَ، وَلَكِنْ أَتَأْذَنُ أَنْ أَسْقِيَ
عَمَّكَ؟» فَقَالَ ابْنُ عَبَّاسٍ: قُلْتُ: لَا، وَاللَّهِ مَا أَنَا بِمُؤْثِرٍ
عَلَى سُؤْرِكَ أَحَدًا قَالَ: فَأَخَذْتُهُ، فَشَرِبْتُ، ثُمَّ أَعْطَيْتُهُ،
ثُمَّ قَالَ النَّبِيُّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: "مَا أَعْلَمُ
شَرَابًا يُجْزِئُ عَنِ الطَّعَامِ غَيْرَ اللَّبَنِ، فَمَنْ شَرِبَهُ مِنْكُمْ
فَلْيَقُلْ: اللَّهُمَّ بَارِكْ لَنَا فِيهِ وَزِدْنَا مِنْهُ،
وَمَنْ طَعِمَ طَعَامًا فَلْيَقُلْ: اللَّهُمَّ بَارِكْ
لَنَا فِيهِ وَأَطْعِمْنَا خَيْرًا مِنْهُ "
f)
Dari kitab “Shahih Bukhari” juz 7 halaman 68 :
حَدَّثَنَا
عَلِيُّ بْنُ عَبْدِ اللَّهِ، أَخْبَرَنَا سُفْيَانُ، قَالَ الوَلِيدُ
بْنُ كَثِيرٍ: أَخْبَرَنِي
أَنَّهُ سَمِعَ وَهْبَ
بْنَ كَيْسَانَ،
أَنَّهُ سَمِعَ عُمَرَ
بْنَ أَبِي سَلَمَةَ،
يَقُولُ: كُنْتُ غُلاَمًا فِي حَجْرِ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ
وَسَلَّمَ، وَكَانَتْ يَدِي تَطِيشُ فِي الصَّحْفَةِ، فَقَالَ لِي رَسُولُ اللَّهِ
صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: «يَا غُلاَمُ، سَمِّ اللَّهَ، وَكُلْ بِيَمِينِكَ، وَكُلْ مِمَّا
يَلِيكَ» فَمَا زَالَتْ تِلْكَ طِعْمَتِي
بَعْدُ
g)
Dari kitab “Sunan Abu Dawud” juz 3 halaman 347 :
حَدَّثَنَا مُؤَمَّلُ بْنُ هِشَامٍ،
حَدَّثَنَا إِسْمَاعِيلُ، عَنْ هِشَامٍ يَعْنِي ابْنَ أَبِي عَبْدِ اللَّهِ الدَّسْتُوَائِيَّ، عَنْ بُدَيْلٍ، عَنْ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ عُبَيْدٍ،
عَنْ - امْرَأَةٍ، مِنْهُمْ يُقَالُ لَهَا - أُمُّ
كُلْثُومٍ عَنْ عَائِشَةَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهَا، أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللهُ
عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ: «إِذَا أَكَلَ أَحَدُكُمْ
فَلْيَذْكُرِ اسْمَ اللَّهِ تَعَالَى، فَإِنْ نَسِيَ أَنْ يَذْكُرَ اسْمَ اللَّهِ
تَعَالَى فِي أَوَّلِهِ فَلْيَقُلْ بِسْمِ اللَّهِ أَوَّلَهُ وَآخِرَهُ»
BAB
III
KESIMPULAN
1. Doa sebelum
makan yang beredaksi اللَّهُمَّ
بَارِكْ لَنَا فِيمَا رَزَقْتَنَا وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ , sebenarnya adalah doa yang dinisbatkan kepada ‘Urwah
bin Zubair, yakni salah
satu generasi dari para tabi’ien di masa pertengahan, bukan doa yang
dicontohkan oleh Rasulullah SAW. Oleh karena itu, doa ini diambil dari atsar
bukan sunnah Rasulullah SAW.
2. Adapun
doa yang diajarkan oleh Ali bin Abi Thalib sebagaimana diriwayatkan oleh Imam
Ahmad adalah sebagai berikut :
-
Sebelum makan :
بِسْمِ اللَّهِ اللَّهُمَّ بَارِكْ
لَنَا فِيمَا رَزَقْتَنَا
-
Setelah makan : الْحَمْدُ
لِلَّهِ الَّذِي أَطْعَمَنَا وَسَقَانَا
Akan tetapi derajat hadis ini
adalah dhoif dikarenakan derajat salah satu perawinya adalah majhul
(tidak diketahui), yaitu Ibnu A’bud.
3. Oleh
karena itu, hendaknya mengambil sebuah doa yang dicontohkan oleh Rasulullah SAW
secara langsung, yakni sebagaimana diriwayatkan oleh Abu Dawud, Turmidzi, Ibnu
Majah dan Imam Ahmad dari Ibnu ‘Abbas ra, yaitu :
-
Doa makan : اللَّهُمَّ
بَارِكْ لَنَا فِيهِ وَأَطْعِمْنَا خَيْرًا مِنْهُ, kalau tidak bisa dinajurkan membaca,basmallah, jika lupa (bismillahi awalahu waakhirohu)
-
Doa minum : اللَّهُمَّ
بَارِكْ لَنَا فِيهِ وَزِدْنَا مِنْهُ
Tidak ada komentar:
Posting Komentar