LAPORAN
PRAKTIKUM
KENAIKAN TITIK
DIDIH
PADA LARUTAN
ELEKTROLIT
DAN NON
ELEKTROLIT
Disusun untuk memenuhi sebagian
syarat akademik mata pelajaran kimia
Disusun
oleh :
1. Andini
Zahra Adystia
2. Lisa
Umami
3. Uswatun
Khasanah
4. Lia
Hikmatul Islami Muchdi
XII IPA
WACHID HASYIM 5
SURABAYA
2013
-----------------------------------------------------------------------------------------------
KATA PENGANTAR
Puji
syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat, karunia, serta
hidayah-Nya sehingga proses pembuatan Laporan Praktikum Kimia diberi kelancaran
dan dapat terselesaikan dengan baik. Laporan Praktikum Kimia ini disusun untuk
memenuhi salah satu syarat akademik dalam mata pelajaran kimia.
Dalam
proses penyusunan, kami dibantu oleh pihak yang telah memberikan kesempatan,
bimbingan, dorongan, serta masukan sehingga laporan ini dapat terselesaikan dan
tersusun secara baik. Oleh sebab itu kami ingin menyampaikan terima kasih kami
kepada Ibu Kumala Sari, Spd.
Akhir
kata dengan segala keterbatasannya, kami berharap Laporan Praktikum Kimia ini
dapt memberikan manfaat bagi siapa saja yang membacanya. Atas semua kekurangan
dalam penulisan laporan ini, penulis memohon maaf yang sebesar-besarnya.
Surabaya, 01 Januari 2013
____________________________________________________
DAFTAR
ISI
Kata Pengantar ...............................................................................................................i
Daftar Isi
.......................................................................................................................ii
Bab I Pendahuluan
........................................................................................................1
Bab II Metode Penelitian
..............................................................................................3
Bab III Hasil dan Pembahasan
......................................................................................4
Bab IV Penutupan
.........................................................................................................5
Daftar Pustaka ...............................................................................................................6
___________________________________________
BAB
I
PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang
Titik didih suatu cairan
ialah suhu pada saat tekanan uap jenuh cairan itu sama dengan tekanan
luar. Titik didih suatu cairan bergantung pada tekanan luar. Penurunan
tekanan uap suatu cairan akibat adanya zat terlarut membawa
konsekuensi bagi titik didih cairan tersebut. Pada setiap suhu, suatu
larutan memiliki tekanan uap yang lebih rendah daripada pelarut murninya,
akibatnya suatu larutan akan memiliki titik didih yang lebih tinggi dari
pelarut murninya karena energi diperlukan lebih benyak untuk dapat menyamakan
tekanan uap larutan dengan tekanan udara luar, energi yang lebih tinggi didapat
dari suhu yang dinaikkan.
Selisih antara titik didih larutan
dengan titik didih pelarut disebut kenaikan titik didih larutan (∆Tb).
Kenaikan titik didih larutan dapat dihitung dengan rumus berikut.
∆Tb = titik
didih larutan – titik didih pelarut
∆Tb = Tb’ – Tb°
Tb’ = titik didih larutan
Tb° = titik didih pelarut murni
Bila dikaitkan
dengan kenaikan titik didih ideal, maka hal itu perlu dikaitkan dengan
kemolalan larutan. Karena itu, rumus yang berlaku adalah:
∆Tb = Kb x m
Keterangan:
∆Tb = kenaikan titik didih (boiling
point elevation)
Kb = tetapan
kenaikan titik didih molal
m = kemolalan
larutan.
Karena : m = (W/Mr) . (1000/p) ; (W
menyatakan massa zat terlarut)
Maka kenaikan titik didih larutan dapat dinyatakan sebagai:
Tb = (W/Mr) .
(1000/p) . Kb
Adanya penurunan tekanan uap jenuh
mengakibatkan titik didih larutan lebih tinggi dari titik didih pelarut murni.
Apabila pelarutnya air dan tekanan udara 1 atm, maka titik didih larutan
dinyatakan sebagai:
Tb’ = (100 +
DTb) °C
1.2
Tujuan Praktikum
Tujuan kami
melaksanakan Praktikum ini guna :
1.
Salah satu persyaratan
akademik pada mata pelajaran kimia.
2.
Menerapkan teori yang
diperoleh dalam satu semester pada mata pelajaran kimia.
3.
Membandingkan kenaikan titik
didih antara larutan elektrolit kuat, elektrolit lemah, dan larutan non
elektrolit.
1.3 Manfaat
Praktikum
1.
Meningkatkan kemampuan dan
pengetahuan dalam bidang kimia
2.
Meningkatkan kreatifitas
siswa
_______________________________________________________________________
BAB II
METODE PENELITIAN
2.1
Alat dan Bahan:
Alat: - Spatula
- Gelas Ukur
- Termometer
- Sendok Makan
- Spirtus
- Tripod
- Beberapa beaker
- Pemantik
- Pembakar spirtus
Bahan: -
Air
-
Garam
-
Gula
-
Air Jeruk
2.2
Langkah Kerja :
1. Beaker
pertama isi dengan 100 ml air, beaker ke 2 isi dengan 100 ml air yang dicampur
dengan satu sendok makan garam, beakaer ke 3 isi dengan 100 ml air yang
dicampur dengan satu sendok gula, beaker ke 4 isi dengan 100 ml air jeruk.
2. Nyalakan pembakar spirtus yang sudah di isi spirtus dengan
pemantik
3. Letakkan
tripod dan posisikan pembakar spirtus ditengah
4. Letakkan
hot plate diatas tripod sebagai alas beaker
5. Letakan
beaker yan berisi air
6. Panaskan
air dalam beaker sampai mendidih
7. Saat
mendidih masukkan termometer tanpa jari kita menyentuh termometer. Karena dapat
mempengaruhi dalam pengukuran titik didih
8. Amati
raksa dalam termometer
9. Catat
angka dimana raksa berhenti naik
10. Lalu ganti
beaker yang sudah di isi larutan secara bergantian, langkah selanjutnya sama
dengan langkah kerja no 6 sampai no 9.
_______________________________________________________________________
BAB III
Hasil dan Pembahasan
3.1
NILAI
TITIK DIDIH BEBERAPA LARUTAN ELEKTROLIT DAN NON
ELEKTROLIT
LARUTAN
|
∆Tb
|
Tb
|
Air
gula
|
102,5
◦c
|
2,5
◦c
|
Air
garam
|
109
◦c
|
9
◦c
|
Air
Jeruk
|
104
◦c
|
4
◦c
|
Dengan Tb pelarut air=
100◦c
Dan rumus ∆Tb = Tb
pelarut + Tb larutan.
3.2 Pembahasan
1.Pengertian
Kenaikan Titik Didih Larutan
Titik didih adalah suhu pada
saat tekanan uap jenuh cairan itu sama dengan tekanan udara luar (tekanan pada
permukaan cairan). Tekanan uap larutan lebih rendah dari tekanan uap
pelarutnya. Hal ini disebabkan karena zat terlarut itu mengurangi bagian atau
fraksi dari pelarut sehingga kecepatan penguapan berkurang.Titik didih suatu
larutan dapat lebih tinggi ataupun lebih rendah dari titik didih pelarut,
bergantung pada kemudahan zat terlarut tersebut menguap. Selisih titik didih
larutan dengan titik didih pelarut disebut kenaikan titik didih ( ΔTb )
(Deswanti, 2011).
2. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Titik Didih
Hasil eksperimen Roult
menunjukan bahwa Kenaikan titik didih larutan akan semakin besar apabila
konsentrasi (molal) dari zat terlarut semakin besar. Titik didih larutan akan
lebih tinggi dari titik didih pelarut murni. Hal ini juga diikuti dengan
penurunan titik beku pelarut murni, atau titik beku larutan lebih kecil
dibandingkan titik beku pelarutnya. Roult menyederhanakan ke dalam persamaan
Tb = kb . m
Tb = kenaikan titik didih larutan
Kb = tetapan kenaikan titik didih molal pelarut (kenaikan titik didih untuk
1 mol zat dalam 1000 gram pelarut)
m = molal larutan (mol/100 gram pelarut)
Perubahan
titik didih atau ΔTb merupakan selisih dari titik didih larutan dengan titik
didih pelarutnya, seperti persamaan :
ΔTb = Tb – Tbº
Hal yang berpengaruh pada
kenaikan titik didih adalah harga kb dari zat pelarut. Kenaikan tidak
dipengaruhi oleh jenis zat yang terlarut, tapi oleh jumlah partikel/mol
terlarut khususnya yang terkait dengan proses ionisasinya. Untuk zat terlarut
yang bersifat elektrolit persamaan untuk kenaikan titik didik harus dikalikan
dengan faktor ionisasi larutan, sehingga persamaannya menjadi :
Dimana,
n = jumlah ion-ion dalam larutan
α = derajat ionisasi (Anonim, 2011)
_______________________________________________________________________________
BAB IV
Penutup
4.1 Kesimpulan:
Setelah
melakukan praktikum dapat kita ketahui bahwa ∆Tb
garam lebih tinggi dibandingkan dengan larutan lainnya, karena garam adalah
elektrolit kuat. Sedangkan air jeruk mengandung senyawa yang disebut asam
nitrat, asam nitrat merupakan asam elektrolit lemah. Dan air gula adalah
larutan non elektrolit.
_________________________________________________________________
DAFTAR
PUSTAKA