Sabtu, 16 Juni 2012
Sabtu, 09 Juni 2012
berburu gebetan
Berburu gebetan yukkkzzzzz????
Ne qw tnjuk’in gy mna crax berburu gebetan....
Siap – siap berburu gebetan
Layaknya
sebuah perburuan di hutan, berburu gebetan juga perlu persiapan matang. Yang
pertama kali kita harus persiapkan adalah niat, kemauan buat berburu. Karena
segala sesuatu berawal dari niat.
Dalam hadits
Arbain nomor 1, Amirul Mukminin Abu Hafs, Umar bin Khathab r.a. berkata, “ Saya
mendengar rosulullah bersabda : ‘ Sesungguhnya amal perbuatan itu tergantung
pada niatnya, dan sesungguhnya bagi setiap orang apa yang ia niatkan. Barang
siapa hijrahnya menuju Allah dan Rosulnya, ia akan sampai kepada allah dan
rosulnya. Barang siapa hijrahnya menuju dunia yang akan di perolehnya atau
menuju wanita yang akan di nikahinya, ia akan mendapatkan apa yang di tuju.”
Jelas, kan??
Kalau niat itu menjadi awalan yang akan menjadikan akhirat kita ke mana. Kepada
Allah dan Rosulnya?? Kepada dunia ?? atau kepada seorang yang akan di nikahi ??
Jika niat kita
karna dunia, Allah akan memberikan dunia itu. Jika niat kita karena seorang
yang akan di nikahi maka Allah juga akan memberikan pasangan hidup itu. Namun,
jika niat kita karena Allah dan Rosulnya Allah akan mengabulkan semuanya.
Kita tinggal
pilih, akan kita niat kan buat apa perburuan kita kali ini. Tentu kita ingin
semuanya, kan??maka niat kan semuanya buat Allah dan Rosulnya.
Perbekalan berburu gebetan
Perburuan butuh
bekal. Buat masuk ke tengah hutan mengadakan perburuan selama beberapa hari
saja, banyak orang menyiapkan perbekalan yang luar biasa banyaknya. Mereka
membawa senjata, tenda, kompas, lampu senter, korek api, parafin, panci, mie
instan, roti, permen, minuman, jaket, pisau, kamera, dan sebagainya. Komplit.
Kalau saja memungkinkan, mereka juga akan membawa semua yang ada di rumah.
Yang tak kalah
penting dia juga mesti berbekal keberanian dan izin berburu yang di keluarkan
departemen kehutanan. Ribet, kan ?? wah, itu baru berburu hewan di hutan, apa
lagi beburu gebetan, coyyyy!!! Bekalnya harus lebih komplit. Harus lebih
matang. Karena perjalanannya bukan Cuma beberapa hari, tapi mungkin berminggu -
minggu sampai berbulan - bulan.
Bekal materi berburu gebetan
Ini
penting. Berburu gebetan juga butuh dana. Sedikit atau banyak itu tergantung.
Persiapan dana ini penting, karena sebuah pernikahan adalah kegiatan take and give, hanya buat jaga - jaga.
Memperbanyak rekening tabungan buat persiapan masa depan. Karena kita nggak
pernah tau seperti apa buruan yang akan tertangkap.
Boleh jadi, dia
seorang yang berlimpah materi dan itu nggak menjadi masalah baginya
melangsungkan pernikahan. Tapi gimana sebaliknya?? Boleh jadi buruan kita
adalah seorang yang nggak mempunyai materi berlebih, nggak punya modal buat married, sehingga ini akan menghambat
proses selanjutnya jika dana itu nggak mencukupi.
Oh ya, meski
sudah menikah sekarang aku masih suka berburu gebetan, lho... bukan buatku
lagi, tapi buat sahabat - sahabatku, buat saudara - saudaraku yang terlalu
pemalu berburu gebetan sendiri. Hmm.... sampai ada yang nyaranin buat mengelola
kontak jodh segala.
Mau tahu kenapa
aku demen banget berburu gebetan?? Karena aku terdorong oleh perintah Allah.
Ini sangat
menarik. Ketika berburu gebetan aku menemukan
sesuatu yang sangat mendebarkan dan sangat mengasyikkan sebuah
pengalaman jiwa yang akan menjadikan aku dan suami lebih bijaksana dari setiap
peristiwa.
Karena kita yang
berburu, kita juga mengeluarkan dana, buat beli pulsa hp, beli bensin, ke
warnet, semuanya adalah fasilitas yang memudahkan sebuah proses. Itu sebabnya
mengapa bekal materi itu penting. Karena menunjang tercapainya maksud dan
tujuan. Apalagi yang berburu gebetan adalah kita sendiri, seseorang yang akan
menjalani kehidupan selanjutnya.
Aku mulai berburu
gebetan sejak masih single, jauh
sebelum aku mempunyai teman sejati. Pengalaman pertama itu nggak akan bisa ku
lupakan gitu aja. Waktu itu, aku pernah terlibat dalam sebuah perburuan bersama
saat aku masih tinggal di kota kecil purwodadi, berburu gebetan kolekif, ada
timnya, ada menagernya juga. Proses sudah belangsung suksek dan bejalan
sempuna.
Seminggu
menjelang akad nikah, cweknya 180 derajat berubah pikiran, nggak mau married. Padahal semuanya sudah di
rencanakan dengan matang. Gebetan yang kami buru dengan susah payah sudah ada
di tangan. Masa mau di lepaskan??
Wahhh !!!!
perasaan ku waktu itu nggak karu-karuan banget. Gemes campur jengkel. Ketika di
tanya apa alasannya?? Dya bilang, setelah di pikir - pikir lagi dan sebelum
terlanjur terjadi, juga karena si cwok terlalu muda, mending acara nikahan di
batalkan. “ nanti saya di kira punya adik laki - laki baru......”
Memang, si cwok lebih muda 8
tahun, tapi itu nggak masalah kan?? Rosulullah aja selisihnya 15 tahun lebih
muda di bandingkan dengan bundha khadijah.
Alhamdulillah, atas izin allah, akhirnya
aku berhasil meyakinkan kembali si cwek buat ngelanjutin proses. Rasanya luar
biasa lega !!! plongggg!!! Seakan ribuan kilo beban lepas dari diri. Senang
banget sekarang bisa melihat mereka harmonis dengan dua pangeran kecilnya.
Nahhh,,, sejak itu aku jadi keterusan, semacam
kecanduan, seneng banget berburu
gebetan.
Aku sering tanya
pada suami, kenapa temen - temennya banyak belum married. Ku sebut nama mereka satu persatu, yang keren di mata ku
buat aku kenalkan sama temen cwek yang keren - keren juga tentunya.
Hampir semua
jawabannya sama. Belum punya dana buat nikah, begitu kata suami. “ mereka bekerja kan, mas ??” aku mngejarnya.
“ ya, tapi belum tentu cwek mau menerima orang yang miskin.”
Sampai di sini
aku tercemung, jika saja banyak cwok yang mengingat surat an-nur ayat 32 itu,
mengingat dan yakin bahwa “....Allah akan memampukan mereka dengan karunianya.
Dan Allah maha luas ( pemberian-nya ) lagi maha mengetahui. “ dan jika saja
banyak cwek kaya yang mau menjadi kaya bareng suaminya dengan memberikan modal
awal lebih dulu, alangkah indahnya dunia ini.
SIAP MENTAL BERBURU GEBETAN
Menyiapkan
mental sejak dini jga gak kalah penting. Seorang temen, berasal dari keturunan
baik - baik dan cukup terpandang di daerahnya. Ayahnya seorang kepala sekolah,
ibunya memiliki toko mebel yang cukup maju dan gede, dan dia sendiri adalah
ketua akuntan di sekolah yang terkenal. Wajahnya menarik, bajunya selalu bisa
mengikuti mode, nggak pernah ketinggalan jaman meski dia tinggal di kota kecil,
solehah tentu saja. Namun karena allah belum mempertemukan jodohnya ,sampai
kini dia belum juga menikah.
Menurut ku, hal
itu terjadi karena dia belum siap mental. Kelihatannya ada semacam
kekuatan-kekuatan tak berujung tanpa alasan. Misalnya, kalau aku menikah,
jangan - jangan nanti tidak bahagia ??? jangan - jangan suamiku punya perangai
kasar dan gampang menyakiti ??? jangan - jangan nanti aku di duakan ??? bagaimana
klau aku melayani suami sedangkan aku sibuk kerja ??? bagaimana jika nanti jika
punya anak, apa nggak semakin repot hidupku ?? harus nyuci, nyetrika, nyiapin
segala keperluan suami, de el el...
Banyak sekali
prasangka yang menghantui jiwanya. Belum siap mental berarti belum siap memikul
seluruh tanggung jawab sebagai istri dan belum siap menerima segala kenyataan
yang ada. Belum siap mental berarti belum siap menghadapi badai dan liku - liku
perjalanan rumah tangga.
Setiap manusia
punya kelebihan dan kekurangan. Tak ada yang sempurna. Manusia manapun yang
akan kita buru dan kita harapkan menjadi pendamping hidup kita, bukanlah
mahkluk yang serba bisa. Seperti juga kita yang tak sempurna. Maka nggak perlu
terlalu banyak berprasangka.
Allah berfirman,
“hai orang - orang yang beriman, jauhilagh
banyak prasngka, sesungguhnya sebagian prasangka itu adalah dosa, dan janganlah
kamu mencari - cari kesalahan orang lain, dan janganlah sebagian kamu menggunjing
sebagian yang lain. Apakah ada di antara
kamu yang suka memakan daging saudaranya yang sudah mati ??? tentu kamu meras
jijik. Dan bertaqwalah kepada Allah, sungguh Allah maha menerima taubat lagi
maha penyayang”.(QS Al-Hujarat : 12)
Jika memang kita
siap menikah dan berburu gebetan, maka siapkan mental kita seteguh mungkin.
Berburu ke hutan saja butuh modal keberanian. Terlebih lagi berburu gebetan.
Menyiapkan mental
berarti menerima segala kekurangan dan kelebihan gebetan yang akan kita dapatkan.
Menerima bagaimana pun pemberian Allah, dan bersyukur atas nikmat yang telah
kita dapatkan.
Dalam setiap
berburu pasti ada resiko. Kadang dapat, kadang - kadang gebetan yang kita buru
dengan susah payah terlepas. Di sinilah kita perlu menyiapkan mental yang benar
- benar tangguh buat menerima setiap kenyataan yang ada.
Aku sering di
minta bantuan sahabat yang kesuliatan menangakap gebatannya. Diawal perburuan,
aku selalu ngomong,” jangan terlalu berharap, ya. Percayalah aku akan mencoba
melakukan perburuan yang terbaik. Tapi semua itu adalah kehendak Allah. Kalau
dapat, alhamdulillah!!! Seandainya
nggak dapat, jangan kecewa!!! Kita berburu yang lain lagi. Masih banyak stock
cwek or cwok di dunia ini. Yang penting kita usaha, berdoa dan bertawakal.gimana?”
Kalau dia
menjawab “sepakat. Lanjutkan perburuan.” Maka akupun akan dengan semangat
melakukan perburuan gebetan itu.
Beberapa kali
allah memberi keberhasilan kepadaku berburu gebetan buat sahabat - sahabatku.
Rasanya betul - betul sangat mendebarkan. Aku begitu menikmati setiap
prosesnya. Dari yang pertama - tama si cwek menolak sampai akhirnya berubah
pikiran dan mereka married.
Subhanallah !!! tak terkirakan betapa
bahagianya ketika ijab kabul mereka langsungkan dihadapan saksi dan segenap
hadirin, air mata ini tumpah ruah (padahal aku bukan tipe cewek cengeng,
lhooo!!!). ijab kabul adalah proses yang mampu mengguncangkan singgah sana,
Arsy Allah.
Aku sering bilang
ketemen - temen yang belum married
buat selalu hadir dalam proses ijab kabul sahabat atau saudara yang sedang
melangsungkan pernikahan, berdoa, meminta sama Allah agar barakah dan rejeki
menikah itu juga akan sampai pada kita. Karena saat proses ijab tersebut para
malaikat turut hadir dan mengamini semuanya.
Pernah juga, aku
gagal melakukan perburuan. Mmm...... kecewa juga sih. Tapi aku nggak ambil
pusing. Incar yang lain lagi. Aku buru lagi. Alhamdulillah, dapat.
Fisik oke dalam berburu gebetan
Layaknya
perburuan sesungguhan. Berburu gebetan butuh fisik yang prima saat kita sedang sakit
dan nggak fit, atau saat kita dalam tekanan emosi yang nggak setabil, mending
jangan melakukan aktifitas berburu gebetan. Karena hasilnya nggak akan
maksimal.
Seringnya,
kondisi fisik kita yang nggak sehat akan menyebabkan kita kurang konsentrasi dalam
perburuan, dan ujung - ujungnya usaha kita akan gatot alias gagal
total.nahhh,dari pada kita membuang-buang energi dan memaksakan diri berburu
gebetan, padahal kita sadar kondisi fisik kita sedang nggak oke, mending jangan
berburu. Tunda dulu niat kuat kita buat berburu kebetan sampai fisik kita benar
- benar sehat dan kondisi jiwa kita sudah puli. Dengan begitu, kita bakal lebih
konsen.
Smart
Berburu
adalah ilmunya. Ibaratnya, dimana cara kita memegang senapan, dari arah mana
akan melakukan tembakan agar buruan kita nggak lari dan tepat sasaran, pada
musim apa yang tepat melakukan perburuan, kapan waktu yang tepat melakukan
tembakan misalnya, semua ada ilmunya dan bisa dipelajari.
Begitu juga
berburu gebetan. Kita harus tau ilmunya, harus smart dan alias cerdas nggak asal nembak kapan aja kita mau. Ada
unggah - ungguhnya, ada tata kramanya.
Kita harus tau
dan plus menguasai ilmu paikologi dan
komunikasi. Dengan psikologi, kita bisa mengetahui jiwa dan perasaan orang per
orang, so memudahkan kita dalam
mengambil langkah selanjutnya. Sedangkan komunikasi sangat penting, coz berburu gebetan nggak seprti berburu
hewan di hutan. Komunikasi menjadi penting karena yang kita harap dapatkan
adalah manusia. Makhluk yang paling mulia karena berakal dan beradab.
Jadi dengan
komunikasi itulah kita bisa menyampaikan maksud dan tujuan dengan jelas tanpa
meninggalkan etika dan kesopanan. Baca dech buku - buku yang berkaitan dengan
psikologi dan komunikasi buat memperdalam ilmu kita bersosialisasi.
Dale Carnegie, dalam
bukunya berbicara efektif, menyatakan
bahwa setiap pembicaraan mempunyai empat tujuan yang utama, yaitu buat
mempengaruhi atau mendapatkan aksi, meberi informasi, menanamkan kesan, dan
meyakinkan, serta buat menghibur. Dalam berburu gebetan, ke empat tujuan itu
tercapai. Makannya kita dihaaaarapkan memperhatikan benar soal komunikasi.
Aku pernah
mengawali berburu gebetan dengan bercanda dan menghibur. “ Bagaimana kabarnya,
Om .......?? wahhh...... semakin kurus aja kelihatannya. Nggak ada yang
ngerawat ya ???” ( hehehe...... padahal dia sama sekali nggak kurus ).
Pembicaraan terus berlanjut dan nggak aku hentikan sampai sahabatku yang satu
itu meminta dicarikan seorang isti yang mau merawatnya.
Itulah tujuan utama komunikasiku pada si Om,
dia menyatakan dengan verbal apa Yang aku harapkan ‘sebuah kesepakatan berburu
gebetan untuknya’.
Sering - sering Nge - charge iman
Berburu
gebetan memerlukan ruhiyah yang kuat. Kita harus meminta bantuan allah, yang
menggenggam dan menggerakkan hati manusia agar maksud dan tujuan kita
mendapatkan gebetan yang kita buruh tercapai.
Jangan malas
untuk bangun di sepertiga malam
terakhir, memohon ampunan-nya atas segala dosa dan khilaf yang telah di
lakukan, banyak berdikir memuji-nya dan bershalawat, setelah itu berdoalah agar
allah membukakan pintu hati gebetan kita , buat mempertimbangkan dan menerima
kita.
Suamiku
bercerita, ketika itu dia baru melaksanakan shalat sunnah fajar ( shalat sunnah
sebelum subuh ) dan berdoa meminta diberikan allah jodoh yabng terbaik menurut
–nya, maka pagi hari ketika ia berangkat kerja, allah mempertemukan aku
dengannya.
Begitulah,
akhirnya kami maried dalam waktu
sebulan dan dia seelalu menceritakan tentang
fadhilah shalat fajar kepada
kawan - kawan cowoknya yang belum maried,
atau siapa saja kenalannya, buat melakukan shalat sunnah fajar. Dan khusus
untukku, dia mewajibkan aku melanggengkan ibadah shalat sunnah fajar agar
ruhiyah kami terjaga.
Menurutku, buat
meningkan rihiyah seebaiknya kita banyak bersedekah dan silahturrahim.
Contohnya, suatu ketika, kepala TU
sekolah tempatku membagi ilmu memerlukan dana buat menggaji guru dan karyawan (
maklum, sekolah swasta ) bertanya, apakah aku mempunyai tabungan sepuluh juta
buat dipinjamkan kepadanya??? Aku bilang tabunganku belum ada dari angka yang
disebutkan.
Namun hatiku tiba
- tiba terketuk buat meminjamkan seadanya jumlah tabunganku itu. Besoknya aku
ambil uang di ATM dan saldo yang tersisa Cuma lima puluh ribu rupiah. Aku nggak
mengharapkan imbalan apapun. Bahkan aku nggak ambil gajiku bulan itu.
Tak di
sangka - sangka, keesokan harinya allah
memberikan apa yang aku minta di sepertiga malam - malam terakhir, di pertemukan-nya aku
dengan seseorang yang sekarang menjadi
suami. Pas aku married, uang pinjaman
itu dikembalikan. Allah membalasnya berlipat - lipat, aku mendapat suami yang
saleh dan ketentraman jiwa yang nggak bisa dibandingkan dengan ukuran materi
apapun.
Silakhturrahmi
banyak membukakan pintu rejeki, selain memperbanyak saudara dan memperpanjang
usia. Bukankah jodoh itu bagian dari rejeki yang allah berikan kepada hamba-nya
???maka banyak - banyaklah kiita bersilahturrahmi. Kepada tetangga, guru -
guru, kerabat, sahabat, dan siapa saja yang kita merasa dekat dan nyaman
dengannya. Kalau kita adalah seorang perantauan, sering – seringlah
bersilaturrahmi dengan kedua orang tua dan mintalah doa restu keduanya.
Yang nggak
penting buat meningkatkan ruhiyah bagi kita yang ingin atau sedang berburu
gebetan adalah puasa sunnah ( puasa senin - kamis ). Puasa sunnah sangat
dianjurkan karena telah diyakini bisa mengekang hawa nafsu yang bergejolak.
Langganan:
Postingan (Atom)